Ini Strategi Jokowi dan Prabowo soal Isu Kemaritiman

Minggu, 17 Februari 2019 - 22:57 WIB
Ini Strategi Jokowi dan Prabowo soal Isu Kemaritiman
Capres Joko Widodo akan mencegah illegal fishing agar tidak merugikan nelayan, sementara Prabowo Subianto akan membuat BUMN khusus perikanan. FOTO/SINDOnews/ISRA TRIANSYAH
A A A
JAKARTA - Salah satu isu dalam debat kedua calon presiden (capres) 2019 adalah kemaritiman. Terkait ini, capres nomor urut 01, Joko Widodo berikhtiar terus memanfaatkan potensi laut uang menjadi nilai tambah ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah mencegah illegal fishing agar tidak merugikan nelayan.

"Laut adalah masa depan ekonomi Indonesia. Selama 4 tahun ini, kita mengejar 7.000 illegal fishing di perairan kita, 488 kapal sudah kita tenggelamkan dan ini menjadi kesempatan nelayan kita untuk memanfatkan sumber daya alam kita, terutama ikan agar mereka lebih sejahtera," papar Jokowi di Hotel Sultan Jakarta, Minggu (17/2/2019).

Sambung Jokowi, pihaknya juga akan memanfaatkan ladang minyak di laut yang akan memberikan pendapatan ekonomi. Ladang minyak di laut punya potensi besar untuk memajukan ekonomi Indonesia.

"Minyak kita belum terekspolorasi dari laut kita. Jadi kita dorong ladang minyak untuk memberikan pendapatan yang banyak bagi negara dan kedepan perlu infratsruktur kita benahi seperti tol laut yang kita kerjakan di Indonesia bagian timur. Konektifitas tol laut harus konsisten agar laut memberikan manfaat kepada rakyat," katanya.

Sedangkan, Calon Presiden Nomor Urut 02, Prabowo Subianto punya ide dalam memanfatakan potensi kemaritiman. Salah satunya adalah membentuk BUMN khusus perikanan agar membantu nelayan dalam memproduksi ikan.

"Nelayan yang miskin enggak punya akses teknologi kapal dan modal. Juga peraturan yang membatasi nelayan kecil untuk melaut dan melaksanakan pekerjaannya. Strategi kami ingin menghadirkan BUMN khusus untuk laut dan perikanan dan mengorganisasi nelayan agar diberikan alat, modal dan prasarana dalam pengolahan perikanan," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.6966 seconds (0.1#10.140)