Menumbuhkan Jiwa Mandiri Pelajar SMK melalui Pembelajaran Kewirausahaan

Sabtu, 08 Februari 2020 - 05:00 WIB
Menumbuhkan Jiwa Mandiri Pelajar SMK melalui Pembelajaran Kewirausahaan
Muidah, SPd, Guru SMK Negeri 1 Punggelan, Banjarnegara. FOTO/DOK.PRIBADI
A A A
Muidah, S.Pd
Guru SMK Negeri 1 Punggelan, Banjarnegara

KEWIRAUSAHAAN adalah suatu sikap mental seseorang yang memiliki kreativitas, aktif, bercipta daya untuk membuat sesuatu yang unik dan baru serta dapat bermanfaat bagi banyak orang. Kewirausahaan memiliki proses yang dinamis untuk menciptakan sesuatu yang disertai tenggang waktu, modal, sumber daya dan juga risiko.

Menurut Drs Joko Untoro, pengertian kewirausahaan adalah suatu keberanian untuk melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan oleh seseorang, berdasarkan kemampuan dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh (holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan keterampilan sebagai wirausaha.

Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidikan. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Kewirausahaan dalam pendidikan merupakan kerja keras yang terus-menerus yang dilakukan pihak sekolah, terutama kepala sekolah dalam menjadikan sekolahnya lebih bermutu. Konsep kewirausahaan ini meliputi usaha membaca dengan cermat peluang-peluang, melihat setiap unsur institusi sekolah adanya sesuatu yang baru atau inovatif, menggali sumber daya secara realistis dan dapat dimanfaatkan, mengendalikan risiko, mewujudkan kesejahteraan (benefit) dan mendatangkan keuntungan financial (profit).

Peranan pendidikan kewirausahaan bagi pelajar di SMK sangatlah penting. Apalagi salah satu tujuan sekolah menengah kejuruan, selain bekerja dan melanjutkan, adalah berwirausaha. Terbatasnya lapangan pekerjaan serta tuntutan kebutuhan pasar yang meningkat, menyebabkan banyaknya pengangguran. Pengangguran sudah menjadi masalah struktural bagi bangsa Indonesia. Banyak hal yang menjadi faKtor penyebab, baik yang berasal dari aspek internal, seperti soft skill, sikap, mental, ketiadaan modal finansial, cacat tubuh dan sebagainya; serta faktor eksternal, seperti kualitas pendidikan, sistem ekonomi, sistem politik yang ada pada suatu negara, dan sebagainya.

Kondisi yang terjadi saat ini, banyak sekali peserta didik ketika lulus sekolah, mereka hanya ingin menjadi seorang pegawai. Ini terlihat dari hasil wawancara dengan para peserta didik di SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara untuk kompetensi keahlian keuangan dan lembaga. Sekitar 82% menjawab akan melamar kerja, dengan kata lain menjadi pegawai (karyawan), dan hanya sekitar 6% yang menjawab ingin berwirausaha, dan selebihnya ingin melanjutkan.

Ini menggambarkan betapa pola pikir untuk menjadi wirausahawan di kalangan lulusan SMK masih sangat kecil. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik, mereka mengatakan sulit untuk mau dan mulai berwirausaha. Alasannya lantaran tidak diajar dan dirangsang untuk berusaha sendiri, dan faKtor yang tidak kalah penting adalah tidak ada atau sulitnya memiliki modal untuk berwirausaha, dan mereka kurang mampu dan mau menciptakan lapangan kerja sendiri.

Dalam hal ini, pendidikan kewirausahaan (entrepreneurship) sangat penting dan diharapkan mampu menciptakan jiwa-jiwa wirausaha, sehingga mereka mampu mandiri dan menciptakan lapangan kerja yang setiap tahun terus bertambah. Untuk itu, dibutuhkan peran dunia pendidikan, termasuk sekolah Menengah Kejuruan untuk senantiasa membangun dan mengarahkan kemampuan serta minat para lulusan untuk bergerak dan mengembangkan kewirausahaan, sehingga lapangan pekerjaan yang sedikit tidak menjadi masalah bagi para lulusan, karena mereka sudah mampu menjalankan usahanya sendiri.

Di Sekolah Menengah Kejuruan, terutama SMK Negeri 1 Punggelan, kompetensi Akuntansi Keuangan dan Lembaga, di mana mata pelajaran kewirausahaan masuk dalam kelompok mata pelajaran kejuruan atau produktif diharapkan mampu mendorong para peserta didik untuk mempunyai jiwa kewirausahaan. Peran serta guru mata pelajaran kewirausahaan diharapkan mampu meningkatkan minat kepada para peserta didik untuk menjadi seorang wirausaha. Praktik kewirausahaan yang dilakukan oleh peserta didik diarahkan untuk mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan, sehingga mereka tidak hanya ingin menjadi pegawai atau karyawan, tetapi juga bisa berwirausaha, terutama bagi siswa yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Selain dilakukan dalam bentuk pembelajaran kegiatan kewirausahaan bagi peserta didik, di SMK Negeri 1 Punggelan juga dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri. Kegiatan pengembangan diri merupakan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan karakter, termasuk karakter wirausaha dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.

Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka, dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan.

Peserta didik yang memiliki motivasi berwirausaha tinggi berarti mempunyai kemauan untuk berhasil dalam berwirausaha. Dengan pertimbangan peserta didik belum terjun secara aktif dalam kegiatan wirausaha, sehingga tidaklah mungkin mengukur perilakunya dalam berwirausaha. Dengan asumsi bahwa sikap berwirausaha sangat dekat dengan perilaku dalam bidang berwirausaha, maka berdasarkan teori dan hasil-hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi berwirausaha mempengaruhi sikap berwirausaha.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7559 seconds (0.1#10.140)