Dampak Proyek Flyover Purwosari, Lalu Lintas Overpass Manahan Mengular

Rabu, 05 Februari 2020 - 23:45 WIB
Dampak Proyek Flyover Purwosari,  Lalu Lintas Overpass Manahan Mengular
Arus lalu lintas di Jalan Dr Moewardi Solo yang terhubung langsung dengan Overpass Manahan, Rabu (5/2/2020) sore, terlihat padat sebagai dampak menutupan perlintasan sebidang Purwosari dalam rangka pembangunan flyover di wilayah itu. Foto/SINDOnews/Ary Wa
A A A
SOLO - Pembangunan flyover Purwosari, Solo yang menutup perlintasan sebidang membuat arus lalu lintas di Overpass Manahan menjadi padat. Overpass Manahan menjadi favorit pengguna jalan saat pengalihan arus lalu lintas yang dimulai, Rabu (5/2/2020).

Pada hari pertama pembangunan fisik flyover Purwosari, Dinas Perhubungan (Dishub) Solo juga mulai memberlakukan manajemen rekayasa lalu lintas (MRLL). Sejak penerapan MRLL dan penutupan perlintasan sebidang Purwosari mulai pukul 08.00 WIB, berbagai kendaraan mengular di Jalan Adisucipto dan Jalan Dr Moewardi yang terhubung dengan Overpass Manahan.

"Overpass Manahan memang jalur paling ideal untuk menerima pelimpahan arus, setelah perlintasan sebidang Purwosari ditutup, khususnya bagi pengendara dari pintu masuk kota sebelah barat menuju dalam Kota Solo," kata Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Ari Wibowo, Rabu (5/2/2020).

Meski demikian, sejumlah lokasi lainnya di Kota Solo juga tetap terdampak MRLL. "Jalan Dr Radjiman juga menjadi jalur alternatif lain, untuk keluar masuk Kota Solo setelah perlintasan sebidang Purwosari ditutup. Kepadatan kendaraan terpantau mulai persimpangan Pasar Kabangan hingga Persimpangan Jongke, kemudian Persimpangan Tugu Lilin ke arah underpass Makamhaji," katanya.

Kepadatan kendaraan di titik lainnya adalah Jalan RM Said (perlintasan sebidang Pasar Nongko), Jalan MT Haryono, serta Bundaran Tugu Wisnu. "Petugas sudah diterjunkan ke lapangan guna mengurai kepadatan kendaraan. Selain itu kami juga mengintervensi alat pengatur isyarat lalu lintas dan berkoordinasi dengan Dishub Kabupaten Sukoharjo, untuk mengatur laju kendaraan di wilayah perbatasan," katanya.

Kepala Dishub Solo Hari Prihatno mengimbau warga tidak menutup akses kendaraan di kawasan permukiman. "Silakan jika ingin menata arus kendaraannya. Tapi jangan sampai ditutup total, sebab bisa memicu kemacetan di titik-titik tertentu," kata Hari.

Dishub Solo akan terus berkoordinasi dengan perangkat wilayah terdampak proyek jalan layang, agar jalur alternatif di ruas jalan lingkungan tetap tersedia.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4814 seconds (0.1#10.140)