DPRD DIY Belajar Pancasila di Rumah Kos Bung Karno

Rabu, 05 Februari 2020 - 20:50 WIB
DPRD DIY Belajar Pancasila di Rumah Kos Bung Karno
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto didampingi Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono di Museum HOS Tjokroaminoto Selasa (4/2/2020). FOTO/DOK Humas DPRD DIY
A A A
YOGYAKARTA - Komisi A DPRD DIY mengunjungi rumah di mana Bung Karno ngekos di Surabaya, Jawa Timur. Kunjungan ini untuk lebih mengenal kembali perjuangan Soekarno sekaligus memompa semangat terus menggelorakan persatuan dan terus menjaga Pancasila.

Kunjungan ke Museum HOS Tjokroaminoto di Jalan Peneleh Gang VII Nomor 29, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, dilakukan, Selasa (4/2/2020). Usai kunjungan itu, Komisi A bertekad terus mengelorakan semangat perjuangan Soekarno.

Rumah Tjokroaminoto tak begitu luas, ada ruang tamu yang di dalamnya terdapat kursi terbuat dari kayu jati. Bagian depan rumah didiami Tjokroaminoto bersama istrinya, Soeharsikin serta empat anaknya, yakni Oetari, Oetarjo Anwar, Harsono, dan Sujud Ahmad. Sementara bagian belakang dibuat kamar-kamar berukuran kecil yang ditempati para tokoh pergerakan.

Proklamator Indonesia Soekarno ngekos di tempat ini pada 1916 hingga 1921. Rumah ini menjadi tempat dirinya menggembleng diri. SOekarno muda tinggal di loteng atas. Ada tangga besi untuk mengakses kamar ini. Di kamar yang sempit itu, Soekarno membentuk dirinya menjadi singa podium.

Pada November 2017, Wali Kota Surabaya Tri Risma Harini meresmikan kediaman guru bangsa Raden Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto ini sebagai Museum HOS Tjokroaminoto yang dibuka untuk umum.

"Ahli waris menghibahkan pada 2009. Pemkot Surabaya melakukan rekonstruksi kembali agar mirip dengan masa lalu," ujar pemandu wisata dari Dinas Pariwisata Kota Surabaya, Ahmad Yanuar.

Dalam kunjungan ke rumah bersejarah ini Komisi A DPRD DIY secara khusus mengajak puluhan wartawan unit DPRD DIY. Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menyebut wartawan memiliki peran penting dalam menjaga demokrasi dan Pancasila. Sehingga wartawan juga perlu untuk diajak "sinau Pancasila" sebelum bersama-sama menularkan virus Pancasila kepada masyarakat.

"Media dan wartawan pendekar demokrasi dan penjaga Pancasila. Kita sama-sama memiliki tanggung jawab melakukan nation and character building, tanggung jawab lakukan pendidikan politik bagi masyarakat," kata Eko.

Eko meyakini bahwa wartawan memiliki peran strategis dalam menjaga dan menggelorakan Pancasila di hati rakyat. "Alhamdulillah saya beserta kawan-kawan DPRD dan wartawan DIY hari ini dapat kesempatan mengunjungi rumah, di mana Bung Karno dilahirkan. Rasanya seperti melihat matahari terbit, lahir semangat yang menggelora untuk menjaga Pancasila, ideologi bangsa Indonesia yang digali Bung Karno," ujar politikus PDIP ini.

Sebelum mengunjungi Musem HOS Tjokoraminoto, rombonganjuga melakukan kunjungan silaturahmi ke DPRD Kota Surabaya. Rombongan diterima Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono dan jajaran di ruang paripurna DPRD Kota Surabaya.

Adi Sutarwijono menyebut, di DPRD Kota Surabaya juga bersinergi dengan kalangan jurnalis. Media massa adalah tempat yang efektif untuk membantu mempromosikan tentang gagasan-gagasan yang digali dari nilai-nilai Pancasila.

Menurut mantan wartawan ini, pemerataan pembangunan di Kota Surabaya menjadi wujud kongkret nilai-nilai Pancasila, terutama keadilan sosial.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3302 seconds (0.1#10.140)