Ganjar : Mereka Butuh Diperhatikan, Bukan Dibuang

Sabtu, 16 Februari 2019 - 23:18 WIB
Ganjar : Mereka Butuh Diperhatikan, Bukan Dibuang
Kasus 14 Anak Dengan HIV/AIDS (ADHA) yang ditolak sekolah mendapat perhatian serius Gubernur Jawa Tengah.FOTO/ILUSTRASI
A A A
SEMARANG - Kasus 14 Anak Dengan HIV/AIDS (ADHA) yang ditolak sekolah di SDN Purwotomo Solo mendapat perhatian serius Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ganjar meminta semua pihak khususnya Pemkot Solo segera melakukan tindakan.

Hal itu disampaikan Ganjar di Semarang, Sabtu (16/2/2019). Menurut dia, semua warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan tidak boleh ada diskriminasi, termasuk anak pengidap HIV/AIDS. "Saya minta orang tua siswa yang anaknya ditolak itu segera menghadap Wali Kota Solo. Pasti tidak akan ditolak, nanti pasti diarahkan," kata Ganjar.

Menurutnya, adanya penolakan dari wali murid siswa lain di sekolah tersebut karena ketidakpahaman masyarakat mengenai penyakit HIV/AIDS. Untuk itu, dia meminta semua wali murid didudukkan bersama dan diberi penjelasan.

"Semua wali murid yang menolak diajak duduk bersama. Dijelaskan dan diajak rembugan. Memang harus dijelaskan, apa itu HIV/AIDS, bagaimana cara penularannya, bagaimana cara berkomunikasi dengan mereka dan sebagainya," tegasnya.

Dia sendiri meminta masyarakat terbuka pemikirannya terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Apalagi, mereka yang mengidap HIV/AIDS adalah anak-anak. "Mereka kan tidak perlu dijauhi, mereka butuh ditemani, diajari. Wong loro kok malah dibuang (orang sakit kok malah dibuang). Kecuali kalau mohon maaf penyakitnya menular dan gawat, kan ada cara mengedukasi itu," paparnya.

Masyarakat lanjut dia juga diminta bersikap dewasa. Adanya penolakan-penolakan itu biasanya didasari atas ketidaktahuan masyarakat terhadap penyakit HIV/AIDS. Sayangnya, ketidaktahuan itu kemudian memunculkan stigma negatif masyarakat kepada ODHA. Sehingga yang terjadi, masyarakat mengedepankan emosinya.

Seperti diketahui, sebanyak 14 anak ditolak oleh Wali Murid untuk bersekolah di SDN Purwotomo Solo. Mereka yang sudah masuk di sekolah itu sejak awal tahun lalu terpaksa harus keluar karena orang tua siswa lain menuliskan surat keberatan dan mendesak sekolah mengeluarkan 14 anak tersebut.

Untuk sementara, 14 anak pengidap HIV/AIDS tersebut ditampung di Yayasan Lentera. Sudah sepekan terakhir, 14 anak tersebut tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa.

Kasus ini sudah ditangani oleh Pemkot Solo. Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan akan berupaya mendapatkan solusi pada pekan ini. Kemungkinan, nantinya 14 anak tersebut akan disekolahkan di sekolah-sekolah yang dekat dengan anak-anak tersebut.

"Sebenarnya ada solusi untuk homeschooling, namun itu akan menjadi diskriminatif. Mudah-mudahan mereka bisa di terima di sekolah lain yang dekat dengan rumah singgah," katanya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8391 seconds (0.1#10.140)