Minta Perbatasan Ditutup, Pekerja Medis Hong Kong Masih Mogok Kerja

Rabu, 05 Februari 2020 - 15:48 WIB
Minta Perbatasan Ditutup, Pekerja Medis Hong Kong Masih Mogok Kerja
egawai medis menggelar mogok kerja di luar gedung Otoritas Rumah Sakit di Hong Kong. Foto/REUTERS/Tyrone Siu
A A A
HONG KONG - Hingga hari ketiga ratusan pekerja medis di Hong Kong masih mogok kerja pada Rabu (5/2). Mereka mendesak pemerintah menutup perbatasan dengan China daratan saat jumlah kasus penyebaran virus corona meningkat.

Hong Kong juga mengalami korban tewas pertama akibat virus itu pada Selasa (4/2). Hong Kong telah mengonfirmasi 18 kasus, termasuk empat kasus yang disebarkan secara lokal.

"Saat penyakit menyebar cepat di komunitas kita, dan secara lokal kasus infeksi meningkat, kita secara berbahaya mendekati wabah besar seperti SARS," ungkap serikat pekerja medis Aliansi Pegawai Otoritas Rumah Sakit (HAEA).

Wabah virus corona yang muncul dari kota Wuhan pada Desember itu mengingatkan kenangan pahit di Hong Kong saat wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) 2003 yang juga berasal di China dan menewaskan hampir 300 orang di Hong Kong.

Virus corona baru menyebar dengan cepat di China dengan hampir 25.000 orang terinfeksi dan 490 orang tewas, sebagian besar di Wuhan dan provinsi Hubei.

Pekerja kesehatan dan anggota serikat buruh lainnya di Hong Kong meminta perbatasan dengan China daratan ditutup sepenuhnya.

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam telah menghentikan beberapa jaringan dengan China daratan dan menutup beberapa perbatasan hingga tersisa tiga pintu perbatasan yang dibuka. Lam berpendapat menutup seluruh pintu perbatasan itu tidak tepat, tidak praktis dan diskriminatif.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3328 seconds (0.1#10.140)