Dosen UGM Kembangkan Alat Pemijahan Budidaya Ikan Wader Pari

Selasa, 04 Februari 2020 - 21:30 WIB
Dosen UGM Kembangkan Alat Pemijahan Budidaya Ikan Wader Pari
Dosen Fakultas Biologi UGM Bambang Retnoaji menunjukkan teknologi pemijahan budidya ikan wader pari di Laboratorium Struktur dan Pengembangan Hewan Fakultas Biologi UGM, Selasa (4/2/2020). Foto/Dok Humas UGM
A A A
YOGYAKARTA - Dosen Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Bambang Retnoaji berhasil mengembangkan teknologi alat pemijahan budidaya ikan wader pari. Dengan teknologi ini pemijahan ikan wader bisa dilakukan di dalam maupun luar ruangan dengan kondisi yang bisa diatur serta dapat digunakan setiap waktu, sehingga tidak bergantung musim. Dengan begitu reproduksi meningkat dan pasokan ikan wader terjaga.

Bambang Retnoaji mengatakan, pengembangan alat ini dilatarbelakangi tingginya permintaan pasar terhadap ikan wader. Kondisi ini membuat ikan wader banyak dieksploitasi secara masif di alam tanpa diimbangi upaya konservasi yang tepat, sehingga mengancam keberadaan ikan wader yang sudah jarang ditemukan. Ditambah reproduksinya hanya berlangsung sekali dalam semusim.

"Kondisi inilah yang mendorong saya mengembangkan dan mengimplementasi strategi budidaya ikan wader pari dengan memasukkan sentuhan teknologi di dalamnya," kata Bambang di LaboratoriumStruktur dan Pengembangan Hewan Fakultas Biologi UGM, Selasa (4/2/2020).

Bambang menjelaskan, alat pemijah ikan wader pari terdiri dari rak pemijahan, akuarium utama, akuarium pemijahan, akuarium filter, dan sistem sirkulasi debit air yang dicirikan dengan akuarium pemijahan dengan ijuk sebagai media ikan bertelur. Pemijahan dilakukan pada ruangan tertutup dengan kisaran suhu ruang 25-30 derajat Celcius, periode cahaya dengan siklus 14 terang : 10 gelapserta kualitas oksigen terlarut pada kisaran 6-8. Berikutnya PH 6,5-8 dan sirkulasi air dilakukan secara terus-menerus.

"Pemijahan dilakukan mulai jam 16.00 sampai dengan jam 07.00 WIB keesokan harinya pada saat telur dipanen," kata Bambang.

Pemijahan, pembibitan, dan pembiakan dilakukan di laboratorium dan selanjutnya budidaya skala massal dilakukan di kolam luar ruangan. Menurut Bambang, pengembangan alat budidaya ikan wader pari ini dilakukan sejak 2014 bersama dengan para peneliti UGM yang tergabung dalam Aquatic Research Group. Budidaya massal dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan petani ikan lokal atau gabungan kelompok petani di Kulonprogo, Sleman, dan Gunungkidul.

"Melalui kemitraan ini bisa dilakukan pemijahan, pembesaran dan penyediaan larva, pembesaran dan penyediaan benih siap tebar. Pemeliharan dan penyediaan ikan siap panen usia 2-3 bulan danpenyediaan indukan usia 6-8 bulan," paparnya.

Selain itu, kerja sama pengembangan budidaya ikan wader pari secara insentif juga dilakukan dengan Dinas Kelautan dan Perikanan DIY. Budidaya dilaksanakan selama periode 2020-2025. Teknologi alatpemijahan ikan wader ini juga sudah didaftarkan paten. Ke depan ditargetkan bisa segera diproduksi masal sehingga bisa mendukung usaha budidaya ikan wader di Indonesia.

"Untuk produksi alat, 1 unitnya sekitar Rp6 jutaan. Semoga dengan kehadiran teknologi ini bisa mendukung upaya konservasi dan budidaya ikan wader pari di tanah air," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9432 seconds (0.1#10.140)