Waspada Corona, Amerika Juga Larang Masuk Pelancong China

Sabtu, 01 Februari 2020 - 12:38 WIB
Waspada Corona, Amerika Juga Larang Masuk Pelancong China
Seorang remaja di Chinatown mengenakan masker bedah di New York City, Amerika Serikat, 31 Januari 2020. Foto/REUTERS/Bryan R Smith
A A A
WASHINGTON - Tak hanya Singapura, pemerintah Amerika Serikat (AS) mengeluarkan larangan masuk bagi pelancong asal China atau pun turis asing lainnya yang telah melakukan perjalanan ke China selama dua minggu terakhir. Larangan ini untuk mencegah penyebaran virus Corona baru, 2019-nCoV.

Sebelum AS, Singapura telah lebih dulu mengeluarkan larangan serupa. Kebijakan AS diumumkan hari Jumat waktu Washington ketika pemerintah menyatakan darurat kesehatan masyarakat.

Bagi warga Amerika yang pulang dari provinsi Hubei—yang dilanda wabah 2019-nCoV—di China akan ditempatkan di fasilitas khusus untuk karantina wajib selama 14 hari. Demikian disampaikan Menteri Kesehatan Alex Azar.

Sedangkan warga AS yang datang dari wilayah lain di China akan menjalani pemeriksaan kesehatan di pelabuhan masuk dan kemudian ditempatkan di bawah karantina sendiri di rumah yang diawasi.

"Saya hari ini telah menyatakan bahwa Coronavirus menghadirkan keadaan darurat kesehatan masyarakat di Amerika Serikat," kata Azar saat pengarahan di Gedung Putih. Menurutnya, arahan akan mulai berlaku pada 2 Februari dari pukul 17.00 sore waktu setempat.

"Warga negara asing, selain keluarga dekat warga negara AS dan penduduk tetap, yang telah melakukan perjalanan di China dalam 14 hari terakhir akan ditolak masuk ke Amerika Serikat untuk kali ini," ujarnya.

Ada 16 kasus 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) yang dikonfirmasi di AS. Virus ini berasal dari pasar makanan laut di Wuhan Provinsi Hubei, dan terdeteksi pada akhir Desember 2019.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeklarasikan epidemi itu sebagai keadaan darurat global, dan jumlah kematian China meningkat pada Jumat menjadi 259, sedangkan total infeksi mencapai 11.791.

Tiga maskapai AS, American Airlines, Delta Airlines dan United Airlines mengatakan bahwa mereka akan segera menangguhkan semua penerbangan ke China.

Sebelumnya, para pejabat Amerika memberlakukan perintah wajib karantina 14 hari terhadap 195 orang Amerika yang dievakuasi dari Wuhan. Ini merupakan yang pertama kalinya pihak federal mengeluarkan perintah semacam itu selama lebih dari 50 tahun.

Sebuah pesawat yang membawa warga Amerika yang dipulangkan, termasuk diplomat dan keluarga mereka, mendarat di March Air Reserve Base in Riverside, California, pada hari Rabu dan para pejabat awalnya mengatakan para penumpang akan diminta untuk secara sukarela mengisolasi diri mereka sendiri hingga 72 jam.

Tanda-tanda awal yang baik, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan bahwa tidak ada orang yang menunjukkan gejala terinfeksi virus Corona baru.

Pejabat CDC, Marty Citron, mengatakan ada salah satu individu mencoba meninggalkan pangkalan dan ditempatkan di bawah karantina oleh otoritas negara bagian California, sebelum akhirnya ditangani otoritas federal.

Kelompok yang dipulangkan dari Wuhan sudah mengirimkan sampel untuk pengujian di markas CDC di Atlanta, tetapi para pejabat mengatakan mereka tidak yakin tentang keakuratan alat diagnostik mereka.

"Kami melihat dalam kasus-kasus yang ada di rumah sakit, kami telah melihat orang yang memiliki virus yang dapat terdeteksi, dan mereka tidak memiliki virus teknis, dan kemudian tiga hari kemudian mereka memiliki virus yang dapat terdeteksi," kata Direktur CDC, Robert Redfield, seperti dikutip Channel News Asia, Sabtu (1/2/2020).

Mengingat bahwa tingkat penularan asimptomatik belum jelas, hasil tes yang negatif tidak digunakan sebagai kriteria untuk "melepaskan" warga yang dikarantina.

"Ini bukan seperti tes yang mengerikan, tetapi itu bukan tes yang mutlak," imbuh ahli imunologi CDC, Anthony Fauci.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.6988 seconds (0.1#10.140)