RSUP Sardjito Pastikan Pasien Anak asal China Negatif Virus Corona

Jum'at, 31 Januari 2020 - 06:05 WIB
RSUP Sardjito Pastikan Pasien Anak asal China Negatif Virus Corona
Dokter spesialis anak RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Amalia Supiati (tengah) memberikan keterangan hasil lab pasien anak dari Shanghai, China, Kamis (30/1/2020). Hasil lab menunjukkan negatif virus corona. FOTO/SINDOnews/PRIYO SETYAWAN
A A A
YOGYAKARTA - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito menyatakan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap pasien anak usia 3 tahun asal Shanghai, China negatif virus corona. RSUP Sardjito menerima pasien anak itu, Selasa (28/1/2020), dari rujukan salah satu rumah sakit karena badannya panas setelah turun dari pesawat.

Dokter spesialis anak RSUP Sardjito, Amalia Supiati mengatakan, setelah menerima rujukan pasien anak, pihaknya langsung melakukan pemeriksaan dan mengirim sampel ke Litbang Kementerian Kesehatan Jakarta, Selasa (28/1/2020) sore. Sampel itu diteruma Rabu (29/1/2020) pagi dan malam hairnya
pukul 21.30 WIB hasilnya dinyatakan negatif.

"Ini artinya menunjukkan bahwa kita semua siap menanggani kasus tersebut. Dari kecepatan perawatan pasien, sampel segera dikirim, komunikasi tidak terputus, dan hasilnya cepat keluar. Sehingga membuat lega kami yang merawatnya," kata Amalia, Kamis (30/1/2020).(Baca Juga: Wisatawan China Dirawat di Ruang Isolasi, Ini Penjelasan RSUP Sardjito)

Menurut Amalia, meski secara klinis gejala virus corona tidak ada, hanya batuk pilek biasa dan demam, tetapi secara objektif ada bukti yang menguatkan bahwa hasilnya negatif. Pasien tersebut sudah diperbolehkan pulang, Kamis (30/1/2020) pukul 09.30 WIB dan tidak perlu ada pemantauan.

"Hasil lab negatif, kita nyatakan final, pasien tidak perlu ada pemantauan dan sebagainya, sehingga terbebas dari virus corona," katanya.

Pasien anak boleh pulang karena tidak ditemukan gejala yang sama pada orang tuanya. Kondisi anak sudah bagus, ceria, dan semangat bermain. Untuk kewaspadaan, orang tua pasien diminta segera membawa ke rumah sakit jika muncul gejala yang sama. Pasien juga diminta memakai masker ketika sedang batuk.

"Orang tua koaperatif dan saat diedukasi ada gejala sakit akan segera periksa," katanya.

Dokter spesialis paru konsultan RSUP Dr Sardjito, Ika Trisnawati menegaskan, agar tidak muncul keresehan di masyarakat, secara umum pasien yang terduga terinfeksi virus corona harus ada klinis phenemoni atau infeksi paru. Bila memiliki riwayat ini, maka harus diwaspadai. Untuk pasein yang batuk demam dan pilek secara klinis bisa diindetifikasi, apakah masuk dalam kriteria pemantauan atau dalam pengawasan (suspect).

Bagi yang masuk kriteria suspect harus dimonitor, yaitu yang memiliki infeksi paru. "Tetapi selama tidak ada phenomia, maka tidak perlu resah. Jadi kasus ini dalam pemantauan. Seperti yang datang ke Sardjito. Hanya ada riwayat berpergian ke daerah endemis. Hanya itu saja. Tapi kan tidak bisa jadi patokan. Artinnya harus ada infeksi paru yang masuk isolasi atau dimonitor. Sehingga tidak perlu kecemasan yang berlebihan," katanya.

Kepala Humas dan Hukum RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan menambahkan dengan hasil lab negatif tersebut, maka Sardjito dan Yogyakarta aman dari virus corona. Dia meminta masyarakat tidak perlu khawatir dan resah mengenai wahah corona virus ini.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5547 seconds (0.1#10.140)