Salatiga Jadi Percontohan Pembangunan Ruang Terbuka Hijau

Kamis, 30 Januari 2020 - 18:20 WIB
Salatiga Jadi Percontohan Pembangunan Ruang Terbuka Hijau
Wali Kota Salatiga Yuliyanto saat memaparkan manajemen perubahan iklim Salatiga pada Launching of Climate Resilience Inclusive Cities Project di Jakarta, Rabu (29/1/2020). Foto/Dok.Humas Pemkot Salatiga.
A A A
SALATIGA - Kota Salatiga ditetapkan sebagai daerah percontohan pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) di Indonesia oleh pemerintah pusat. Ini berkat keberhasilan Pemkot Salatiga dalam penyediaan RTH.

Kota Salatiga dinilai berhasil melampaui target nasional sebesar 24% dalam penyediaan RTH. Itu dapat tercapai berkat kerjasama masyarakat dari lingkup terkecil dalam menjaga ketahanan iklim, penataan lingkungan yang baik dan berkelanjutan

Wali Kota Salatiga Yuliyanto disela menjadi narasumber dalam Launching of Climate Resilience Inclusive Cities Project di Gedung Balai Agung Pemprov DKI Jakarta, Rabu (29/1/2020) menyebutkan, Salatiga dijadikan percontohan di Indonesia karena akselerasinya dalam pembangunan RTH dengan peningkatan sebesar 15%.

“Dengan total luasan wilayah sebesar 54.781 meter persegi terbagi dalam empat kecamatan dan 23 kelurahan, penyediaan RTH 16% sudah dianggap baik. Namun kami bisa berhasil mencapai angka 24%,” kata Yuliyanto dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Kamis (30/1/2020).

Dia menjelaskan, luasan 24% tersebut merupakan gabungan RTH sebanyak 16,11% dan sisanya dari Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). “Pemkot Salatiga akan terus berusaha untuk mencapai luasan RTH mencapai 30%,” terangnya.

Yuliyanto menyatakan, Pemkot Salatiga berkomitmen menambah RTH dengan membangun sejumlah taman pada masing-masing wilayah kecamatan. Sementara, di Salatiga saat ini terdapat empat kampung iklim yang berada di Kelurahan Mangunsari, Kecandran, Tegalrejo, dan Ledok. Sementara RTH berupa taman kota ada di Bendosari, Tingkir, dan Sidomukti.

Inisiatif lain yang dilakukan Pemkot Salatiga adalah dengan pembatasan penggunaan pupuk kimia, pemanfaatan biogas dari ternak sapi di Kelurahan Noborejo dan Kumpulrejo. Kemudian, pemerintah juga menerapkan program menganti bohlam Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) ke jenis hemat energi.

"Gas methan dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngronggo juga diolah menjadi biogas agar bisa dimanfaatkan masyarakat," ujarnya.

Selain itu, kata Yuliyanto, juga dilakukan penambahan zona pemakaman dengan cara membeli lahan kering dari masyarakat oleh pemerintah melalui pelibatan CSR. Pemkot Salatiga juga berencana menambah bank sampah serta kampung iklim.

“Kami optimistis bisa mewujudkan luasan RTH seluas 30% dari luas wilayah Salatiga pada tahun ini. Sejumlah program seperti Salatiga Jemput Sampah (SJS), pembangunan fasilitas kompos di TPA dan penggunaan limbah pertanian dan pangan lokal terus digencarkan,” tandasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7149 seconds (0.1#10.140)