Ratusan Ternak di Gunungkidul Mati di Bulan Januari

Selasa, 28 Januari 2020 - 21:40 WIB
Ratusan Ternak di Gunungkidul Mati di Bulan Januari
Petugas tengah memeriksa kondisi hewan ternak di Gunungkidul. FOTO : DOK iNews.id/Kismaya Wibowo
A A A
GUNUNGKIDUL - Pemkab Gunungkidul diminta sigap dengan banyaknya hewan ternak warga yang mati. Hingga saat ini lebih dari 200 hewan ternak mati mendadak.

Ketua Komisi D DPRD Gunungkidul Supriyadi mengatakan, semestinya Pemkab segera tanggap dan sigap dengan kejadian ini. Terlebih lagi sebelumnya tidak terjadi di Gunungkidul. "Kalau ini dibiarkan bisa habis populasi ternak di Gunungkidul ini," terangnya kepada wartawan Selasa (28/1/2020).

Dari informasi yang diterimanya, di bulan Januari ini sudah lebih dari 220 hewan ternak baik sapi maupun kambing yang mati. Sangat wajar jika hal ini menjadikan keresahan para petani.

"Tabungan petani adalah hewan ternak. Maka dari itu perlu langkah cepat Pemkab terutama Dinas Pertanian dan Pangan," ulas Politisi PAN ini.

Belum lagi dengan persebaran antraks yang membuat harga hewan anjlok. Dari Dinkes juga menyebutkan ada satu lagi warga terkena antraks di Kecamatan Semin. "Ini berarti ada persebaran antraks, semua harus ditindaklanjuti, " beber dia.

Supriyadi melanjutkan, upaya sosialisasi kepada petani penting dilakukan. Jangan sampai hal ini menimbulkan keresahan tersendiri bagi petani.

Sementara Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Verteriner Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Retno Widiastuti menerangkan, upaya untuk melakukan penanganan terus dilakukan. Namun demikian pihaknya memastikan kematian hewan ternak tidak semata-mata karena penyebaran antraks.

"Banyak kasus hewan mati karena keracunan karena hijauan makanan ternak habis disemprot pestisida. Ada juga yang karena sakit musim pancaroba, "katanya.

Pihaknya memastikan, penanganan hewan ternak yang mati tetap menggunakan prosedur. Namun demikian saat ini petugas juga kewalahan melakukan proses untuk penguburan." Jumlah tenaga kami terbatas. Dan jangkauan sangat luas. Jadi apabila terlambat datang kami mohon dimaklumi," imbuhnya.

Di Dinas Pertanian dan Pangan petugas untuk petugas hean ada 26 orang. Dengan demikian jumlah tersebut sangat tidak ideal. "Dalam kondisi iniz mereka sudah terbiasa pulang smspai jam 24.00 WIB karena tugas untuk mengurus hewan yang harus dikubur," pungkasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.7756 seconds (0.1#10.140)