Mahasiswa UGM Ciptakan Alat Deteksi Dini Neuropati Perifer Diabetes

Senin, 27 Januari 2020 - 14:34 WIB
Mahasiswa UGM Ciptakan Alat Deteksi Dini Neuropati Perifer Diabetes
Dua mahasiswa UGM menunjukkan alat deteksi dini neruopati perifer penderita diabetes yang diberinama Spherotec. FOTO/Dok Humas UGM
A A A
YOGYAKARTA - Dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menciptakan alat deteksi dini neuropati bagi penderita diabetes melitus. Alat bernama Spherotec (Smart Portable Peripheral Neuropathy Diabeticum Screening Tool/alat skrining neuropati perifer portabel) ini memudahkan penanganan penderita diabetes sekaligus mencegah terjadinya ulkus kaki diabetikum, yakni luka terbuka di telapak kaki bagian bawah yang mengarah pada amputasi.

Mahasiswa inovatif itu adalah Regita Rahma Maharatri dari Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) dan Ilham Fazri dari Elins Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM. Berkat ciptaannya, Regita dan Ilham meraih medali emas di ajang International Science Technology and Engineering Competition (ISTEC) 2020 kategori teknologi.

ISTEC merupakan kompetisi internasional dalam sains, teknologi, dan teknik yang diselenggarakan Bandung Creative Society berkolaborasi dengan Indonesian Young Scientist Association di Graha Manggala Siliwangi, Bandung, 13-15 Januari 2020.

Regita mengatakan, ide pengembangan perangkat ini berawal dari kegelisahan mereka akan tingginya jumlah penderita diabetes, yang terus meningkat setiap tahun. International Diabetes Federation (IDF) mencatat saat ini terdapat 463 juta orang hidup dengan diabetes dan diprediksi jumlahnya akan terus meningkat hingga 51% pada 2045. "Itulah ide awal inovasi ini," kata Regita, Senin (27/1/2020).

Dia menjelaskan, Spherotec merupakan sebuah purwarupa perangkat portabel yang tersusun dari berbagai sensor dan terhubung dengan ponsel pintar. Fungsi utama alat ini untuk mendeteksi dinineuropati perifer pada penderita diabetes melitus. Selanjutnya akan diklasifikasikan tingkat risikonya dari 0-3 sesuai dengan data IDF.

Diabetic Peripheral Neuropathy adalah komplikasi yang paling sering dijumpai pada penderita diabetes. Jika tidak dilakukan pemeriksaan secara dini, neuropati perifer ini akan berkembang menjadi ulkus kaki dan dapat mengarah ke lower extremity amputation.

"Kami berharap dengan alat ini dapat menjadi alternatif solusi dalam mencegah terjadinya ulkus kaki diabetikum yang mampu mengarah pada amputasi," katanya.

Ilham Fazri menambahkan, perangkat ini dilengkapi dengan fitur edukasi sesuai dengan risiko yang terdeteksi. Dengan begitu, Spherotec dapat membantu mencegah peningkatan risiko, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kesadaran serta mempertahankan kualitas hidup pasien diabetes.

"Karena dengan alat ini dapat dilakukan pemeriksaan secara dini dan mudah, diharapkan dapat meningkatkan kesadarannya penderita diabetes dalam melakukan kontrol gula darah dan perawatan kaki yang baik, sehingga amputasi dapat dicegah," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4430 seconds (0.1#10.140)