Pompa Hidrolik Kartika Bantu Wujudkan Harapan Air Bersih Warga

Minggu, 26 Januari 2020 - 14:29 WIB
Pompa Hidrolik Kartika  Bantu Wujudkan Harapan Air Bersih Warga
Anggota TNI dan warga saat melakukan pemasangan pipa hidran pompa hidrolik kartika di goa Pulejajar, Jepitu, Girisubo, Gunungkidul, Kamis (23/1/2020). FOTO : Dok Penrem 072 Pamungkas
A A A
GUNUNGKIDUL - Masalah kebutuhan air bersih di Girisubo, Gunungkidul dipastikan akan teratasi. Kodim 0730 Gunungkidul berhasil mememsang pipa hydran dari mata air Gua Pulejajar, Jepitu, Girisobo yang berada 1,2 Km di bawah permukaan tanah.

Untuk mengangkat air tersebut mengunakan pompa hidrolik Kartika bantuan TNI AD. Pompo hidrolik Kartika ini buatan Kepala Peralatan Kodam (Kapeldam) Jayakarta Kol Cpl Simon Petrus Kamlasi.

Kepala penerangan Korem (Kapenrem) 072 Pamungkas Mayor Arm Mespan Haryadi mengatakan, pemasangan pipa hydran untuk menyalurkan air bersih dari mata air yang berada di Goa Pulejajar tersebut sebagai kelanjutan dari keberhasilan Kodim 0730/Gunungkidul dan berbagai pihak mengangkat air dari kedalaman 1, 2 Km di bawah Goa Pulejajar dengan pompa hidrolik Kartika beberapa waktu lalu.

“Hanya saja pengangkatan air itu belum sampai ke rumah warga namun baru sampai ke pinggir jalan. Sehingga warga meminta agar air itu bisa disalurkan ke rumah warga. Karena itu dengan pemasangan pipa ini, dalam waktu yang tidak lama diharapkan air bersih siap dialirkan menuju rumah warga,” kata Mayor Mespan Minggu (26/1/2020).

Dandim 0730/Gunungkidul, Letkol Inf Noppy Laksana Armyanto menambahkan untuk mengantisipasi bencana kekeringan yang sering dialami warga di wilayah tersebut pihaknya akan membuat pipa lagi sepanjang 750 meter agar dapat disalurkan ke kampung terdekat.

Mata air Gua Pulejajar yang memiliki debit 30 liter per detik pertama kali ditemukan oleh pengiat Komunitas Merangkul Bum (Kombi) tahun 2008 dan Berhasil diangkat pada tahun 2019 dengan mengunakan pompa hidrolik Kartika. Pompa ini murni menggunakan tenaga gravitasi sehingga tidak membutuhkan BBM maupun listrik. Ke depan sistem ini akan menjadi pilot projek untuk mengatasi kekeringan yang melanda warga Gunungkidul dan wilayah lainnya.

“Gunung Kidul sering mengalami kekeringan, sehingga apa yang dicapai dari mata air Pulejajar ini bisa menjadi harapan dan solusi bagi warga, apalagi debit airnya yang besar seperti itu,” jelas lulusan Akmil tahun 2000 ini.

Ketua pengiat Kombi, Rubiyanto menjelaskan sebelum ditemukannya sumber air bersih ini, warga Desa Jepitu sangat tergantung pada musim hujan. Saat musim hujan, warga menampung air di bak penampungan untuk digunakan saat musim kemarau. Saat kemarau tiba dan persediaan air habis, warga terpaksa membeli dari pedagang air swasta.

“Meski sudah membeli, warga tetap harus antre mendapatkan pasokan karena minimnya sumber air,” jelasnya.

Hal yang sama diungkapkan Kepala Desa (Kades) Jepitu, Sarwono, 52, Ia mengatakan setiap musim kemarau tiba, warga mengalami kesulitan untuk
mendapatkan air bersih dan harus membeli ke pihak swasta. Warga harus membeli air dengan harga Rp80.000 sampai Rp100.000 per tangki untuk
memenuhi kebutuhan selama dua minggu sampai satu bulan, tergantung jumlah keluarganya.

“Kini kami tak perlu khawatir lagi akan kekurangan air bersih. Terima kasih atas kepedulian TNI telah membantu kesulitan warga,” tandasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.1180 seconds (0.1#10.140)