Lahan Pasar Rejosari Mangkrak, Salatiga Kehilangan Miliaran Rupiah

SALATIGA - Gagalnya revitalisasi Pasar Rejosari dengan sistem investasi mengakibatkan Pemkot Salatiga kehilangan nilai ekonomi pasar tradisional tersebut yang ditaksir mencapai miliaran rupiah. Nilai ekonomi tersebut dihitung berdasarkan kontribusi investor kepada Pemkot Salatiga sebagaimana tertuang dalam perjanjian kerja sama (PKS) revitalisasi Pasar Rejosari sebesar Rp300 juta per tahun setelah pasar tersebut selesai dibangun dan dioperasionalkan.

Ketua DPRD Kota Salatiga Dance Ishak Palit mengatakan, dalam PKS revitalisasi Pasar Rejosari disebutkan investor pelaksana revitalisasi pasar tradisional yang terbakar pada 2008 silam itu, memiliki kewajiban membayar kontribusi setelah pembangunan selesai dan pasar dioperasionalkan. Adapun kontribusinya senilai Rp300 juta per tahun. Setelah lima tahun, kontribusi tersebut naik menjadi sekitar Rp400 juta per tahun.

"Namun karena pembangunan gagal, maka nilai ekonomi itu menjadi hilang. Padahal nilai total, diperkirakan mencapai sekitar Rp3 miliar," kata Dance, Sabtu (25/1/2020).

Karena itu, kata Dance, DPRD minta Pemkot Salatiga segera menyelesaikan permasalahan yang terjadi agar Pasar Rejosari bisa segera dibangun. "Kami minta Februari 2020, permasalahan Pasar Rejosari sudah selesai. Sehingga kita bisa membahas anggaran Pasar Rejosari dan mengalokasikannya pada APBD 2021 dan pembangunan bisa dilaksanakan tahun depan," ujarnya.

Menurut dia, gagalnya revitalisasi Pasar Rejosari berdampak luas. Sebab yang menggantungkan mata pencaharian di pasar itu tidak hanya pedagang, tapi warga yang dulunya bisa mencari nafkah di pasar.

"Banyak sekali keluhan dari masyarakat terkait gagalnya revitalisasi Pasar Rejosari. Pedagang juga mendesak kami agar pasar bisa secepatnya dibangun. Bahkan para pedagang Pasar Rejosari juga telah berkirim surat kepada Presiden Jokowi yang intinya memohon bantuan agar Pasar Rejosari bisa secepatnya dibangun," katanya.