Update: 41 Orang Meninggal dan 1.000 Orang Terinfeksi Virus Corona

Sabtu, 25 Januari 2020 - 12:30 WIB
Update: 41 Orang Meninggal dan 1.000 Orang Terinfeksi Virus Corona
Orang-orang yang memakai masker saat bekerja di sebuah rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei, China, 22 Januari 2020. Foto/China News Service/via REUTERS TV
A A A
BEIJING - Jumlah korban penyakit pneumonia yang dipicu oleh virus 2019-nCoV, jenis baru dari coronavirus atau virus corona terus bertambah. Sebanyak 15 kematian terbaru terkonfirmasi terjadi di Provinsi Hubei, China yang disebut sebagai pusat wabah. Itu artinya, hingga kini jumlah korban meninggal akibat penyakit ini mencapai 41 orang sejak tiga pekan lalu.

Selain itu, lebih dari 1.000 orang secara global telah terinfeksi. Data terbaru ini menyoroti tantangan bagi otoritas kesehatan di seluruh dunia untuk bekerja mencegah pandemi global.

Komisi Kesehatan Provinsi Hubei mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Sabtu (25/1/2020) pagi bahwa 180 kasus baru telah dilaporkan pada akhir Jumat, sehingga jumlah total pasien yang dikonfirmasi di provinsi tempat kota Wuhan berada tersebut adalah 752 kasus.

Sebanyak 15 kematian terbaru dilaporkan oleh komisi itu terjadi di Wuhan, kota yang sudah ditutup atau diisolasi sejak Kamis lalu.

Belum ada data tingkat nasional baru yang tersedia dari otoritas China. Komisi Kesehatan Nasional setempat pada hari Jumat telah mengonfirmasi ada 830 kasus.

Sebagian besar kasus dan 41 kematian yang dikonfirmasi sampai saat ini telah terjadi di China, tetapi virus ini juga telah terdeteksi di Thailand, Vietnam, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Nepal, Prancis, dan Amerika Serikat (AS).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada pekan ini menyatakan coronavirus baru sebagai "keadaan darurat di China", tetapi tidak menyatakannya sebagai keprihatinan internasional.

Otoritas Prancis melaporkan kasus pertama yang dikonfirmasi di Eropa pada Jumat malam.

Wuhan, kota berpenduduk 11 juta tempat virus pertama kali diidentifikasi, berada dalam penguncian virtual. Hampir semua penerbangan di bandara Wuhan telah dibatalkan dan pos pemeriksaan memblokir jalan utama yang mengarah ke luar kota.

Ketika kota diisolasi, apotek mulai kehabisan stok dan rumah sakit telah dibanjiri dengan penduduk yang gelisah. Kota itu bergegas untuk membangun rumah sakit dengan 1.000 tempat tidur pada hari Senin.

Meskipun kota Wuhan ditutup, virus ini sudah menyebar lebih jauh. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan pada hari Jumat bahwa ada 63 pasien yang diselidiki, dengan dua kasus yang dikonfirmasi terkait virus 2019-nCoV. Kedua kasus ini merupakan dua orang yang telah melakukan perjalanan ke Wuhan.

Setelah briefing Kongres bersama para pejabat kesehatan, Senator Republik AS John Barrasso—seorang mantan dokter—mengatakan orang-orang di Amerika Serikat dengan virus itu mungkin telah terinfeksi hingga 14 hari yang lalu di China.

"Kami ingin mencoba menghentikan dan mencegah orang datang ke Amerika Serikat jika mereka memilikinya," kata Barrasso kepada wartawan, seperti dikutip Reuters, tanpa memberikan perincian tentang bagaimana hal itu dapat dicapai.

Bandara di seluruh dunia telah meningkatkan penyaringan penumpang asal China atau Tiongkok.

Coronavirus jenis baru telah menciptakan alarm karena masih banyak yang tidak diketahui seputar virus ini termasuk seberapa berbahaya itu dan betapa mudahnya menyebar di antara orang-ke-orang.

Virus ini dapat menyebabkan pneumonia, yang telah mematikan dalam beberapa kasus. Gejalanya meliputi demam, sulit bernapas dan batuk. Menurut WHO, sebagian besar kematian terjadi pada pasien usia lanjut.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1652 seconds (0.1#10.140)