Wapres Sebut Konferensi IDC-CDI Jembatan Pemahaman Islam di Dunia Global

Jum'at, 24 Januari 2020 - 20:23 WIB
Wapres Sebut Konferensi IDC-CDI Jembatan Pemahaman Islam di Dunia Global
Wapres Maruf Amin menjadi pembicara kunci konferensi IDC-CDI 2020 di Yogyakarta, Jumat (24/1/2020). Foto/Dok Humas Pemda DIY
A A A
YOGYAKARTA - Wakil Presiden Maruf Amin menghadiri konferensi Internacional Democrata Centro-Centrist DemocratInternational (IDC-CDI) 2020 di Yogyakarta, Jumat (24/1/2020). Wapres didapuk menjadi pembicara kunci dalam konferensi tersebut.

Wapres dalam pidatonnya mengatakan, konferensi IDC-CDI 2020 sangat tepat digelar di Yogyakartakarena dikenal sebagai salah satu kota paling heterogen dan toleran di Indonesia. Maruf Amin meyakini konferensi ini bermanfaat untuk menjembatani pemahaman terhadap Islam agar lebihproporsional di dunia global.

"Apalagi IDC-CDI memiliki perhatian terhadap perlindungan HAM, dialog lintas agama, dan partisipasi wanita dalam politik serta proses perdamaian. Nilai-nilai yang diusung IDC-CDI ini juga sejalan dengan nilai demokrasi yang dianut dan dilaksanakan di Indonesia," kata Maruf Amin.

Maruf menjelaskan, negara-negara di dunia yang menganut demokrasi juga tengah dihadapkan pada tantangan dan persoalan terkait intoleransi, penyebaran berita bohong atau hoaks, ujaran kebencian, radikalisme, dan terorisme. Menurutnya, kebebasan berekspresi telah disalahartikan dengan tindakan-tindakan yang bahkan mampu menghancurkan peradaban.

"Untuk itu kita perlu dialog. Esensi dialog ialah saling memahami guna mencapai kesepakatan untuk hidup bersama untuk saling menerima dan menghormati perbedaan," katanya.

Lebih lanjut Maruf Amin menyampaikan, sejumlah upaya pemerintah Indonesia telah dilakukan dalam menjaga keutuhan bangsa dan menjaga perdamaian dunia. Salah satunya dengan menjaga kesepakatan yang dikukuhkan dalam Pancasila dan NKRI. Dengan kesepakatan itu, meski hidup dalam perbedaan,baik etnis, bahasa, agama, dan tinggal tersebar di berbagai pulau, tapi tetap utuh bersatu. Sebab kesepakatan itulah yang kemudian menjadi kekuatan menjaga bangsa Indonesia.

Pemerintah juga senantiasa menjaga keharmonisan antar-umat di Indonesia melalui kerja sama berbagai majelis agama. Di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, membentuk forum kerukunan umat beragama dalam menjaga harmoni dan kehidupan masyarakat serta ada upaya aktif menjalin kerja sama antar-institusi keagamaan, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Hidayatullah, dan lainnya.

"Indonesia dengan penduduk muslim terbesar, senantiasa memosisikan diri sebagai negara yang mengedepankan Islam moderat, rahmatan lil alaamiin, rahmat bagi seluruh alam," katanya.

Sebagai upaya menjaga perdamaian dunia, Indonesia juga telah bermitra dengan 35 negara dalam dialog lintas agama dalam toleransi, multikulturalisme, dan nilai-nilai kemanusiaan serta menjadi bagian solusi global menginisiasi sejumlah program, antara lain dialog lintas agama.

Ajaran agama saat ini kerap dimanipulasi oleh kepentingan tertentu, sehingga menjadi sumber konflik. Maka, menurut Maruf Amin, bangsa Indonesia perlu menggaungkan kembali nilai keagamaan dalam kehidupan anak-anak dan generasi muda demi mewujudkan umat manusia dengan kehidupan lebih baik, damai, dan adil.

"Saya mengajak kita semua, ke depan mengembalikan agama ke tujuan awalnya, yaitu membawa nilai harmoni, kesetaraan dan perdamaian," katanya.

Sementara, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubowo (HB) X mengatakan, konferensi IDC-CDI selain membuka peluang untuk menjalin hubungan antara tokoh-tokoh politik dunia, termasuk untuk bersama-sama membahas masalah penting bagi Indonesia dan problem ekonomi, juga dapat menjadi momentum baik untuk memperkenalkan Islam kemanusiaan bagi seluruh perwakilan partai politik beraliran demokrasi anggota IDC-CDI.

"Dalam pertemuan ini, tepat jika disertai dengan upaya menggali, mengkaji dan menyebarkan bukti peradaban Islam yang ditetapkan Rasulullah SAW di Madinah, sebagai kota peradaban Islam pertama.Peradaban ini yang kemudian dilanjutkan oleh para wali, serta dilestarikan dan dikembangkan dalam tradisi pesantren yang mendasarkan diri pada semangat ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah," katanya.

Menurut Sultan, diadakannya konferensi IDC-CDI ini juga menjadi kesempatan bagi Indonesia turut dalam pertemuan para pimpinan senior dan tokoh-tokoh berpengalaman dari berbagai negara. "Saya berharap pertemuan ini mampu memberikan masukan penting bagi Indonesia agar mampu menyelesaikan masalah-masalah penting, termasuk persoalan ekonomi," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3046 seconds (0.1#10.140)