Jogja Agro Techno Park Harus Dikelola Maksimal

Jum'at, 24 Januari 2020 - 07:49 WIB
Jogja Agro Techno Park  Harus Dikelola Maksimal
Ketua Komisi B, Danang Wahyu Broto (tengah0 saat memberikan keterangan kepada wartawan. FOTO : IST
A A A
YOGYAKARTA - Komisi B DPRD DIY berharap proyek Jogja Agro Techno Park (JATP) bisa dimaksimalkan. Sejauh ini pemerintah telah mengalokasikan anggaran Rp400 miliar pada proyek yang berada dilahan 18,6 hektare di Desa Wijimulyo, Kecamatan Nanggulan, Kulonprogo ini.

Ketua Komisi B, Danang Wahyu Broto mengungkap, pihaknya mendukung penuh pengembangan Jogja Agro Techno Park ini. Meski demikian Danang melihat pengelolaan kawasan yang di bawah Dinas Pertanian DIY ini terlihat belum maksimal seperti apa proyek tersebut kedepan.

“Kami siap suport, termasuk kami siap menganggarkan untuk pembangunan fasilitas pendukung,” ungkap Danang, di Gedung DPRD DIY Kamis (23/1/2020).

Danang mengatakan pembangunan JATP di Wijimulyo memang cocok untuk sektor pertanian. JATP memiliki potensi untuk mendongkrak perekonomian wilayah tersebut khususnya kesejahteraan petani. "Termasuk sebagai usaha ketahanan pangan dan juga dapat menjadi destinasi wisata," terangnya.

Wakil Ketua Komisi B, Dwi Wahyu menyebut saat ini sudah banyak wisatawan yang datang ke JATP. Meli potensi luar biasa ini, Komisi B ingin memaksimalkan sisi pariwisata dari kawasan tersebut.

Berdasarkan catatan, kawasan Jogja Agro Technopark ini sudah dikunjungi wisatawan dari 30 negara. "Jika tak dikelola maksimal kami kawatir potensi yang luar biasa ini akan sia-sia," terangnya.

Untuk itu Dwi mengusulkan kawasan ini dikerjasamakan dengan badan usaha, misalnya denga BUMD. "Karena goalnya ketahanan pangan kenapa tidak dikerjasamakan dengan BUMD. Seperti BUMD Tarumartani yang juga didelegasikan untuk ketahanan pangan,” ujar Dwi.

Terkait BUMD ini juga disampaikan oleh anggota Komisi B, Sudarto. Menurut Sudarto pengelolaan secara sustainable menjadi kunci agar JATP bisa bertahan dan terus menarik dikunjungi. Dia tidak ingin kawasan yang memiliki potensi luar biasa ini berakhir mangkrak.

"Yang paling tepat ya ditawarkan ke BUMD. Sejuah ini faktanya ditawarkan ke swasta belum ada yang mau. Saya kira BUMD pilihan yang tepat karena ini bukan bisnis murni, ada misi pendidikan di sana yang berkaitan dengan ketahanan pangan,” ungkapnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8120 seconds (0.1#10.140)