BKSDA DIY Masih Karantina 15 Ekor Elang Sitaan

Selasa, 12 Februari 2019 - 22:00 WIB
BKSDA DIY Masih Karantina 15 Ekor Elang Sitaan
Salah satu elang yang dikarantina di Stasiun Flora Fauna BKSDA DIY, Tahura, Playen Gunungkidul . FOTO/IST
A A A
GUNUNGKIDUL - Upaya untuk menjadikan satwa dilindungi bisa kembali ke alamnya terus dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY. Di stasiun Flora Fauna Taman Hutan Rakyat (Tahura) Playen, masih ada 15 ekor elang yang di Karantina untuk dikenalkan kembali ke alam sebelum dilepasliarkan.

Petugas Stasiun Flora Fauna BKSDA DIY, Gunawan mengatakan dari 15 ekor yang dikarantina hasil sitaan warga, terbagi dalam delapan jenis elang. Jenis elang tersebut di antaranya elang brontok, elang bido, elang bondol, elang paria (jenis elang Sulawesi) , elang ikan, elang hitam, elang alap jambul, dan elang sikep madu asia. "Semua dikarantina dalam kandang kecil, sedang dan kandang besar yang siap dilepasliarkan," terangnya kepada sindonews, Selasa (12/2/2019).

Dijelaskannya, dari 15 elang yang dikarantina tersebut, ada dua elang yang sudah siap dilepaskan. Keduanya masuk jenis Bido dan Alap-alap Jambul. "Kita masih menunggu jadwal. Namun prinsipnya secepatnya," ulasnya.

Saat ini, semua jenis elang dipasang mikrochip. Alat tersebut disuntikkan dengan posisi di bawa kulit namun di atas daging. Alat ini digunakan untuk mengetahui identitas elang.

Di stasiun Flora Fauna juga memiliki dua elang migrasi dan juga elang yang habitatnya di Sulawesi. "Elang Sikep Madu Asia merupakan elang mograsi dari Siberia. Sedangkan elang Paria hidup di Sulawesi," ucapnya.

Selain itu juga terdapat beberapa jenis kaka tua sitaan. Di antaranya adalah Kaka Tua Jambul Kuning, Kaka Tua Seram, dan burung Nuri Bayan.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5971 seconds (0.1#10.140)