Dongkrak Potensi Alam, Pemprov Jateng Jajaki Kerja Sama dengan Suriname

Selasa, 12 Februari 2019 - 14:17 WIB
Dongkrak Potensi Alam, Pemprov Jateng Jajaki Kerja Sama dengan Suriname
Gubernur Ganjar Pranowo menerima Dubes RI untuk Republik Suriname merangkap Republik Ko-Operatif Guyana, Julang Pujianto di Puri Gedeh, Semarang, Selasa (12/2/2019). Foto/Istimewa
A A A
SEMARANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah menjajaki peluang kerja sama dengan Pemerintah Suriname. Selain karena jumlah warga keturunan Jawa di Suriname yang cukup banyak, potensi alam dan industri juga jadi daya tarik lain bagi negara "pecahan" Jawa itu.

Saat berkunjung ke Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah, Selasa (12/2/2019), Julang Pujianto, Duta Besar Republik Indonesia untuk Suriname dan Republik Guyana yang berkedudukan di Paramaribo, mengatakan,salah satu yang menarik relasi kerjasama antara Indonesia, Jawa Tengah khususnya dengan Suriname adalah penduduknya. Saat ini tercatat 14 persen penduduk Suriname merupakan keturunan Jawa.

"Saya rasa peluang kerjasama dengan provinsi Jawa Tengah sangat besar, bisa meningkatkan hubungan antara Indonesia dan Suriname lebih berkembang dan maju. Karena 14 persen penduduk Suriname keturunan Indonesia, Jawa Tengah khususnya," katanya.

Peluang besar kerja sama yang bisa dijalin mulai dari sektor teknik, bantuan capacity building di bidang industri dan furniture. Selain itu juga pengembangan hutan mangrove. Untuk sektor furniture, Julang mengatakan potensinya sangat besar karena 80 persen wilayah Suriname masih berupa hutan. Sementara mereka kekurangan tenaga ahli di bidang pengolahan kayu.

"Pemerintah Suriname sangat berminat untuk kerjasama itu. Terlebih Jawa Tengah punya wilayah yang ahli di sektor furniture," katanya.

Selain itu, ada pula sektor pariwisata. KBRI Republik Suriname saat ini telah punya program Family Pilgrim trip, yakni program wisata dari Suriname ke Indonesia khususnya untuk mengingat atau mengunjungi kembali keluarga dari mereka.

"Memang ini tidak mudah karena harus melacak. Tapi teknologi program itu kita upayakan. Ini sudah ada setiap tahun sekali yang diorganisir oleh KBRI Paramaribo," katanya.

Julang mengatakan, Program Family Pilgrim Trip itu dilakukan sekali dalam satu tahun dan telah tiga tahun berjalan. Per pemberangkatan terdiri dari sekitar 30 orang. Mereka diajak keliling dari Jakarta, Bali hingga keliling kota-kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

"Pak Gubernur tadi ingin jika dimungkinkan bisa ditingkatkan dan programnya lebih diisi. Misalnya di suatu wilayah disiapkan benar acaranya. Jika memungkinkan ada keluarga atau dulu yang ada hubungan leluhur," katanya.

Menyikapi kemungkinan penjajakan kerja sama tersebut, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan potensi Suriname cukup besar untuk jalinan kerja sama. Namun, jika dilihat dari jarak, perlu strategi khusus agar jalinan tersebut tidak membuat rugi Indonesia, Jawa Tengah khususnya. "Kita harus ofensif di sisi perdagangan. Misal, garmen, military uniform, kan juaranya Indonesia dan ada di Jateng," kata Ganjar.

Dia menegaskan, akan lebih efektif jika pihaknya mengirim tenaga-tenaga ahli agar men-direct tenaga kerja di sana. Ganjar menggambarkan, di Jepara misalnya, ahli ukir sangat melimpah, sementara serbuan industri membuat mereka harus banting stir, meninggalkan tatah dan perangkatnya memilih kerja di pabrik.

"Kalau seperti itu kan lebih baik mereka kita kirim ke sana. Yang mereka butuh kan ahli kayu. Bukan mereka jual ke kita, tapi indirect. Kita ajarkan, tapi silakan kamu jual ke negara lain, jangan ke Indonesia, karena punya kita lebih bagus," katanya.

Untuk mempererat jalinan persaudaraan antara Suriname dengan warga Jawa Tengah, Ganjar berharap selain Family Pilgrim Trip ada program pertukaran siaran informasi dan dokumentasi.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5691 seconds (0.1#10.140)