Tangani Kasus Antraks Gunungkidul Kementan Tambah Bantuan Penanganan

Senin, 20 Januari 2020 - 12:06 WIB
Tangani Kasus Antraks Gunungkidul Kementan Tambah Bantuan Penanganan
Kementan pastikan tambahan bantuan untuk penanganan Anthrax di Kabupaten Gunung Kidul, termasuk 5000 dosis vaksin, antibiotik, antihistamin, vitamin. FOTO : DOK Kementan
A A A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan memberi tambahan bantuan untuk penanganan anthraks di Kabupaten Gunungkidul. Bantuan tersebut termasuk 5000 dosis vaksin, antibiotik, antihistamin, vitamin, desinfektan, alat pelindung diri dan sprayer.

Bantuan tersebut menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementan I Ketut Diarmita, telah dikirimkan langsung setelah mendapat laporan kejadian kasus.

"Bantuan ini merupakan tambahan, sebelumnya kita juga telah mengirimkan vaksin dan obat-obatan pendukung untuk pencegahan dan pengendalian annthraks di Gunungkidul," imbuhnya di Jakarta, Senin (20/01/2020).

Menurutnya, sesuai standar pengendalian anthraks, saat ini pemberian antibiotik kemudian disusul vaksin untuk ternak di desa tertular yakni Desa Gobang sudah selesai 100%. Adapun desa disekitarnya sudah mencapai 60% dan terus berjalan.

Ketut mengemukakan, setidaknya terdapat sekitar 997 ekor sapi dan 1.413 ekor kambing serta domba di Kecamatan Pojong yang merupakan zona merah atau daerah tertular. Sementara untuk zona kuning, yakni Kecamatan Semanu yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Pojong, terdapat 941 ekor sapi serta 2.362 ekor kambing dan domba.

"Sosialisasi tentang anthrask juga terus dilakukan kepada masyarakat sekitar agar pemahaman tentang penyakit ini bertambah," ujarnya.(Baca Juga: Cegah Penyebaran Antraks, Sapi Mati Mendadak Diberikan Ganti Rugi
Ketut berharap dengan adanya sosialisasi ini masyarakat dapat segera melaporkan ke petugas apabila ada hewan sakit/mati mendadak dan tidak membeli hewan yang berasal dari daerah tertular atau tanpa keterangan kesehatan hewan yang resmi.

"Dan yang penting juga diingatkan agar tidak memotong dan mengonsumsi ternak yang sakit apalagi yang sudah mati," tambahnya.

Dirjen PKH meyakini bahwa kasus di Desa Gobang, Kecamatan Pojong telah tertangani dengan baik, namun tetap mengingatkan bahwa bakteri Bacillus anthracis penyebab penyakit Anthrax ini bisa tahan lama di lingkungan, jadi kewaspadaan masyarakat tetap diperlukan.

"Saat ini, sudah lebih dari 20 hari dari sejak kasus kematian ataupun hewan sakit karena anthraks. Artinya penanganan sudah berjalan dan kasus telah dapat dikendalikan," pungkas Ketut.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9417 seconds (0.1#10.140)