Kunjungi Korban Longsor, Wali Kota Semarang Minta Warga Waspada

Senin, 11 Februari 2019 - 22:55 WIB
Kunjungi Korban Longsor, Wali Kota Semarang Minta Warga Waspada
Wali Kota Semarang Hendra Prihadi mengunjungi keluarga korban tanah longsor di Kelurahan Gajahmungkur, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (11/2/2019). FOTO/iNews/TAUFIK BUDI
A A A
SEMARANG - Tewasnya seorang bocah akibat tertimpa tanah longsor di Kelurahan Gajahmungkur, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang , masih meninggalkan duka mendalam. Warga diimbau selalu waspada mengingat potensi longsor masih bisa terjadi.

Bencana tanah longsor terjadi pada Kamis (7/2/2019) pekan lalu. Musibah tersebut menimpa seorang ibu dan anak balitanya yang sedang terlelap dalam kamar. Sang ibu berhasil dievakuasi, tapi nahas anak balitanya tidak dapat diselamatkan.

Wali kota Semarang, Hendrar Prihadi secara khusus mendatangi keluarga korban di rumah duka. Dia ke lokasi didampingi oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang Agus Harmunanto, beserta Camat, dan Lurah Gajahmungkur.

"Atas nama Pemerintah Kota Semarang, saya ikut prihatin dan turut berbela sungkawa. Semua sudah digariskan oleh Allah, sudah menjadi kehendak Gusti Allah," ujar Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu, Senin (11/2/2019). (Baca Juga: Bayi 14 Bulan Meninggal Dunia Tertimbun Longsor di Kota Semarang)

"Musibah tidak memilih rumah bagus atau rumah jelek. Salah satu contohnya di Perumahan Bukit Sari yang merupakan perumahan elite pun pernah terkena musibah longsor," kata politikus PDI Perjuangan tersebut.

Dia pun meminta kepada Camat dan Lurah Gajahmungkur untuk dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana susulan. Apalagi, kontur daerah Kota Semarang yang berbukit-bukit, sehingga memiliki kerawanan bencana longsor saat hujan deras.

"Semuanya saja, mulai dari Pak Camat sampai ke lurah-lurahnya untuk perhatikan, kalau memang daerahnya berpotensi longsor, tolong ingatkan warga untuk jangan berada di dekat tebing talud," perintah Hendi.

Senada dengan Hendi, Kepala Dinas Permukiman Kota Semarang Ali menjelaskan, longsor berpotensi lebih besar terjadi pada talud yang tidak memiliki penguatan beton. (Baca Juga: Pemilik Salon Terbawa Longsor Saat Pengkas Rambut Konsumennya)

"Pembangunan talud dengan ketinggian tertentu tidak dapat hanya menggunakan batu belah sebagai penahan. Dalam pembangunan yang kami lakukan saat ini, sebagai penguatan beton kami beri kolom dan ring balk, tidak lupa dilengkapi juga dengan suling-suling untuk jalur air," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1088 seconds (0.1#10.140)