Membaca Masyarakat Liminitas yang Tergoda Keraton Agung Sejagat

Minggu, 19 Januari 2020 - 14:00 WIB
Membaca Masyarakat Liminitas yang Tergoda Keraton Agung Sejagat
Antropolog Universitas Negeri Semarang (Unnes), Nugroho Trisnu Brata. FOTO/DOK.UNNES
A A A
SEMARANG - Sekitar 450 orang menjadi pengikut setia Keraton Agung Sejagat di Kabupaten Purworejo. Mereka tergoda gabung dengan keraton baru itu didirikan Raja Toto Santoso (42) dan permaisurinya Ratu Fanni Aminadia (41).

Antropolog Universitas Negeri Semarang (Unnes), Nugroho Trisnu Brata mengatakan, masyarakat mudah terbuai iming-iming karena merasa dalam ketidakpastian. Mereka berharap bisa mendapatkan penghidupan yang lebih baik dengan bergabung keraton buatan Toto.

"Itulah masyarakat yang mengalami liminality, ambang batas, berharap ada perubahan sebenarnya. Masyarakat ini tidak ada di bagian tradisional tapi juga belum menjadi modern," kata Trisnu, Minggu (19/1/2020).

Dia menjelaskan, masyarakat dalam kondisi tersebut mudah terbuai oleh halusinasi yang diciptakan Toto. Oleh karenanya jika mendapatkan janji-janji atau iming-iming gaji besar akan cepat disanggupi meski harus membayar sejumlah uang.

"Jadi (masyarakat ini) serba ragu, (berada di) tengah-tengah. Itulah masyarakat yang jadi pangsa para pemimpin halusinasi. Jadi pangsa orang yang gelisah bersama-sama orang yang gelisah karena ingin sesuatu tidak terpenuhi, maka dia mendapat tempat pada sosok Toto, atau sinuwun muncul," katanya.

Menurutnya, kelompok masyarakat liminitas tak hanya pada kalangan pendidikan rendah. Bahkan orang yang memiliki gelar akademik tinggi juga tak menutup kemungkinan akan bergabung.

"Dulu di Jawa Timur juga pernah ada namanya Dimas Kanjeng. Orang yang gelisah, orang yang resah kemudian mendapat tempat untuk mendapatkan solusi pada Dimas Kanjeng," katanya.

"Bahkan ada seorang doktor yang ikut-ikutan ke situ. Jadi tidak hanya orang bodoh, yang seperti itu akan terus berulang dari waktu ke waktu, dari abad ke abad akan berulang," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9718 seconds (0.1#10.140)