Tim UGM Sabet Juara Inovasi Alkes di Thailand

Senin, 11 Februari 2019 - 20:48 WIB
Tim UGM Sabet Juara Inovasi Alkes di Thailand
Tim mahasiswaUGM yang berhasi menjadi juaraInovasi alat kesehatan di ThailandInvention Day, di Bangkok, Thailand, 2-6 Februari 2019 lalu. FOTO/ Humas UGM
A A A
YOGYAKARTA - Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta berhasil menjadi juara inovasi alat kesehatan (alkes) saat Thailand Inventors Day di Bangkok, Thailand, 2-6 Februari 2019 lalu.

Kelima mahasiwa tersebut adalah Kadek Hendra Darmawan (Fakultas Farmasi), Abdillah Faisal Nur Fajar (FMIPA), Aron Bagas Dewantoro (FMIPA), Christian Felix Napitupulu (FT), dan M Abdurachman Fairuz (FT).Kelimanya mengembangkan alkes dengan metode iontophoreric bagi pasien asma anak yang diberi nama Asthilon.

Alkes yang mereka kembangkan ini menyabet tiga penghargaan sekaligus yakni Gold Medal dari kategori Medicine and Public Helat, The Best Interational Invention and Innovation of Social and Quality of Life Award dari National Research Council of Thailand, dan The Best Innovation dari India Innovation Association.

Thailand Investor Days merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementrian Riset Tinggi Thailand bekerjasaa dengan World Investors and
Promotion Association. Diadakan sebagai ajang bertemunya para inventor dari berbagai belahan dunia untuk berbagai informasi dan mempresentasikan inovasi yang telah dikembangkan. Pada tahun ini diikuti 500 peserta dari benua Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia.

Ketua tim pengembang Asthlon, Kadek Hendra Darmawan menjelaskan pengembangan prototipe tersebut sebagai opsi alternatif dalam
pengobatan asma. Sekaligus untuk melengkapi kekurangan pada pengobatan konvensional secara oral melalui pil, tablet, dan injeksi.

Inovasi yang diajukan berupa aplikasi metode iontophoresis. Metode tersebut merupakan cara terkini dalam sistem pemberian obat dengan
menghantarkan obat yang bermuatan ke dalam kulit menggunakan arus listrik rendah.

“Kami memfokuskan inovasi pada kasus Moring Dip yang sering muncul pada penyakit asma pada pasien anak,” kata Kadek dalam siaran pers
yang diterima Sindonews, Senin (11/2/2019).

Menurut Kadek aplikasi peralatan dilakukan secara transdermal yakni dengan meletakkan dibagian tubuh pasien. Selanjutnya untuk memantau
jalannya terapi bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi mobile. Aplikasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengontrol dan
menghubungkan pasien dengan dokter sehingga memudahkan dalam proses monitoring pasien

“Kami berharap dengan inovasi tersebut, bisa berkontribusi dalam upaya pengobatan pasien asma. Termsuk meningkatkan tingkat kepatuhan
pasien anak dalam menjalani pengobatan meningkat sehingga meningkatkan keberhasilan terapi asma,” paparnya.(Baca Juga: UGM Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia Versi Webometric(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.9077 seconds (0.1#10.140)