Antropolog Unnes Jelaskan Penyebab Banyak Pengikut Keraton Agung Sejagat

Jum'at, 17 Januari 2020 - 20:39 WIB
Antropolog Unnes Jelaskan Penyebab Banyak Pengikut Keraton Agung Sejagat
Pengikut Keraton Agung Sejagat saat kirab di Dukuh Pogung, Desa Jurutengah, Kecamatan Bayan, Purworejo, beberapa waktu lalu. FOTO/DOK.iNews
A A A
SEMARANG - Ratusan orang menjadi pengikut Keraton Agung Sejagat setelah diiming-imingi jabatan dan gaji besar dalam bentuk Dolar. Mereka pun rela mengeluarkan uang hingga puluhan juta rupiah agar bisa tercatat menjadi anggota keraton.

Antropolog Universitas Negeri Semarang (Unnes), Nugroho Trisnu Brata mengatakan, fenomena itu terjadi dalam masyarakat liminality. Tandanya berupa berbagai peristiwa yang membuat galau secara luas, baik di bidang politik, ekonomi, bencana, maupun perang.

"Biasanya masyarakat akan merindukan sosok yang bisa memberi solusi. Biasanya sosok tersebut punya kepandaian bicara dan pandai merangkai diksi yang memesona masyarakat galau, walau kadang diselipi dengan kebohongan mimpi dan pengalaman metafisik," kata Trisnu, Jumat (17/1/2020).(Baca Juga: Pengikut Keraton Agung Sejagat Menyebar hingga Solo Raya)

Dia menjelaskan, dalam tradisi masyarakat Kristiani biasa dinamai gerakan mesianisne dari kata Mesias/Mesiah/Almasih/Yesus/Isa. Dalam tradisi masyarakat Islam dinamakan gerakan Ratu Adil.

"Ratu Adil atau Imam Mahdi itu pengaruh Islam bukan asli Jawa sebab kosmologi Jawa lama, tidak mengenal istilah adil," katanya.

"Dimas Kanjeng di Jawa Timur, Ratu Adil Herucokro, Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah adalah contoh lain gerakan mesianisme di Jawa," tutur dosen Antropologi Unnes itu.

Sekadar diketahui, masyarakat dihebohkan dengan munculnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo. Keraton itu dipimpin oleh Raja Toto Santoso (42) dengan permaisuri Ratu Fanni Aminadia (41). Keduanya ditangkap polisi karena diduga melakukan penipuan dan menggelar aktivitas yang meresahkan masyarakat.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1116 seconds (0.1#10.140)