PM Kanada Salahkan AS soal Pesawat Ukraina Ditembak Jatuh Iran

Selasa, 14 Januari 2020 - 23:02 WIB
PM Kanada Salahkan AS soal Pesawat Ukraina Ditembak Jatuh Iran
PM Kanada Justin Trudeau menyebut AS harus disalahkan atas peristiwa ditembak jatuhnya pesawat Ukraian oleh Iran. Foto/ Kolase/Sindonews
A A A
OTTAWA - Amerika Serikat (AS) dituding menjadi penyebab jatuhnya pesawat Ukraina. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengatakan, para korban pesawat Ukraina yang tidak sengaja ditembak jatuh Iran akan tetap hidup jika Amerika Serikat (AS) tidak memicu ketegangan di wilayah tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Global, Trudeau menyebut pembunuhan terhadap Jenderal Iran Qassem Soleimani oleh AS telah menyebabkan ketegangan di kawasan Timur Tengah. Sebagai tanggapan, Teheran menargetkan pangkalan militer AS di Irak. Pesawat Ukraina secara tidak sengaja terkena rudal yang ditujukan untuk pangkalan AS.

"Saya pikir jika tidak ada ketegangan, jika tidak ada eskalasi baru-baru ini di wilayah itu, warga Kanada itu sekarang akan pulang bersama keluarga mereka," kata Trudeau.

“Ini adalah sesuatu yang terjadi ketika kamu memiliki konflik dan perang. Orang tidak bersalah menanggung bebannya,” imbuhnya seperti dikutip dari Middle East Monitor, Selasa (14/1/2020).

Trudeau juga mengatakan bahwa AS tidak memperingatkan Kanada sebelumnya bahwa mereka berencana untuk membunuh Soleimani di tanah Irak.

"AS membuat tekadnya, kami berusaha untuk bekerja sebagai komunitas internasional dalam masalah besar, tetapi kadang-kadang negara (AS) mengambil tindakan tanpa memberi tahu sekutu mereka," ujar pria berusia 48 tahun itu.

Dia juga menyatakan bahwa ia akan "jelas" memilih untuk memiliki peringatan tentang rencana AS guna mengambil tindakan terhadap Jenderal Soleimani.

Ketegangan di Timur Tengah meningkat cepat sejak AS membunuh Jenderal Iran Soleimani. Pembunuhan ini berujung pada serangan rudal terhadap pangkalan-pangkalan AS di Irak sebagai aksi balasan.

Meskipun Trump memperingatkan Iran bahwa ia akan menargetkan 52 situs budaya Iran jika Teheran membalas aksi pembunuhan itu, sebuah langkah melawan hukum internasional, namun tidak ada tindakan lebih lanjut yang diambil AS.

Klaim Trump bahwa Soleimani merupakan "ancaman yang akan segera terjadi" terhadap keamanan AS kini dipertanyakan karena ia hanya memberikan sedikit atau tidak ada bukti
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.8988 seconds (0.1#10.140)