Israel Kembangkan Sistem Pertahanan Udara Laser Canggih

Minggu, 12 Januari 2020 - 10:53 WIB
Israel Kembangkan Sistem Pertahanan Udara Laser Canggih
Ilustrasi sistem pertahanan udara berbasis laser. Foto/Kementerian Pertahanan Israel/Ynet
A A A
YERUSALEM - Negara zionis Israel mengembangkan sistem pertahanan udara berbasis laser yang canggih. Pengembangan senjata itu diumumkan ketika ketegangan memanas di kawasan Timur Tengah setelah Iran menyerang dua markas militer Amerika Serikat (AS) di Irak sebagai balas dendam atas pembunuhan jenderalnya, Qasseam Soleimani.

Kementerian Pertahanan Israel memuji terobosan pengembangan sistem pertahanan bebasis laser karena lebih murah. Sistem yang masih dalam pengembangan itu nantinya akan dengan mudah mencegat segalanya yang ditembakkan ke Israel, termasuk rudal jarak jauh dan menengah, roket, mortir dan drone. Kecanggihan sistem pertahanan baru itu diungkap seorang pejabat pertahanan setempat kepada AFP yang meminta untuk tidak diidentifikasi, Jumat (10/1/2020).

Teknologi baru, yang Israel harapkan akan diuji akhir tahun ini, menggunakan listrik untuk menyalakan laser. Menurut pejabat tersebut, sistem pertahanan baru itu menghilangkan kebutuhan akan persediaan amunisi.

Laser akan digunakan untuk melengkapi pertahanan udara yang ada seperti sistem Iron Dome yang menargetkan rudal jarak pendek dan roket, Davids Sling yang menargetkan ancaman rudal jarak menengah, dan Arrow yang diandalkan untuk intersepsi rudal ketinggian maksimal yang mengancam negara Yahudi tersebut.

Belum jelas kapan sistem pertahanan berbasis laser ini akan beroperasi.

Ketika Israel bersiap untuk menguji teknologi terbarunya itu, negara-negara di Timur Tengah tetap waspada setelah pembunuhan seorang jenderal top Iran, Qassem Soleimani, oleh serangan pesawat nirawak AS di Baghdad pekan lalu.

Pembunuhan terhadap komandan Pasukan Quds Iran itu telah menimbulkan kekhawatiran di pihak Israel—sekutu utama AS—bahwa negara Yahudi tersebut akan diserang Iran, terlebih Teheran sudah mengancam rezim Zionis sebagai targetnya jika Washington merespons serangan terhadap dua markas militer AS Irak.

Israel telah menjadi musuh bebuyutan Iran sejak Revolusi Islam 1979 yang menggulingkan rezim Shah yang pro-Barat.

Pensiunan jenderal Zionis, Isaac Ben Israel, mengatakan negaranya telah bekerja pada pengembangan pertahanan udara berbasis laser selama lebih dari tiga dekade.

Ben Israel yang juga seorang mantan direktur Direktorat Penelitian dan Pengembangan Pertahanan, mengatakan sistem baru itu menggunakan listrik, bukan laser kimia, sehingga membuatnya lebih efisien.

Pejabat rezim Zionis yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan sistem itu dapat dipasang pada kendaraan lapis baja untuk mencegat rudal anti-tank atau pun tembakan mortir.

Laser, lanjut pejabat tersebut, juga bisa dipasang pada drone untuk mengatasi ancaman di atas awan.

Ben Israel mengatakan satu-satunya kekurangan laser adalah ketergantungannya pada cuaca. Ketergantungan sistem laser pada optik untuk mencapai target berarti sistem itu tidak dapat digunakan ketika badai pasir atau awan tebal menghalangi visibilitas.

Tetapi, sambung Ben Israel, menggunakan laser sebagai pengganti amunisi untuk mencegat tembakan yang masuk ke Israel akan jauh lebih murah dan lebih efisien.

"Setelah laser terkunci pada targetnya, butuh sekitar satu detik untuk menghilangkan ancaman," katanya.

"Sistem pertahanan udara reguler—Patriot, Hawk atau senjata anti-pesawat terbang—tidak efisien, ancamannya terlalu cepat," katanya. "Di situlah sistem (laser) memiliki keuntungan."
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1135 seconds (0.1#10.140)