Sambut Tahun Baru Imlek, 5.000 Lampion Semarakkan Pasar Gede Solo

Jum'at, 10 Januari 2020 - 21:28 WIB
Sambut Tahun Baru Imlek, 5.000 Lampion Semarakkan Pasar Gede Solo
Ribuan lampion telah terpasang di sekitar Pasar Gede Solo untuk menyambut Tahun Baru Imlek 2571/2020. Foto/SINDOnews/Ary Wahyu Wibowo
A A A
SOLO - Sebanyak 5.000 lampion menyemarakkan kawasan Pasar Gede Solo di Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Urip Sumoharjo. Lampion-lampion yang dipasang untuk menyambut perayaan Tahun Baru Imlek 2571/2020, rencananya dinyalakan satu bulan penuh mulai 15 Januari 2020.

Ketua Panitia Bersama Solo Imlek 2571/2020 Sumartono Hadinoto mengungkapkan, tahun baru Imlek jatuh pada 25 Januari 2020 dengan shio tikus logam. Sedangkan tema yang diusung panitia bersama Imlek 2571/2020 adalah merajut kebhinekaan dan memperkokoh NKRI. "Bukan hanya dari organisasi Tionghoa, tetapi sudah diperluas dengan mengajak semua komunitas yang merayakan Imlek. Sehingga perayaannya lebih baik dan sukses," kata Sumartono Hadinoto, Jumat (10/1/2020).

Dalam perkembangannya, perayaan Imlek kini terkait dengan beberapa agenda lainnya di Kota Solo. Seperti Solo Great Sale, Grebeg Sudiro. Selain 5.000 lampion, 2 set lampion 12 shio, neon box 12 shio, lampion shio tikus, dan lampion dewa rezeki. Pada 14-18 Januari 2020 digelar Solo Imlek Fair 2020 mulai pukul 10.00-22.00 WIB di gedung Paguyuban Masyarakat Surakarta (PMS). Terdapat atraksi barongsai, shufa atau seni tulis kaligrafi aksara China.

Meski dijadwalkan dinyalakan mulai 15 Januari 2020 tapi pada 13 Januari 2020 kemungkinan besar akan dinyalakan guna mendukung acara wisata perahu di Kali Pepe di dekat Pasar Gede. Dalam pemasangan lampion, diakui hujan menjadi kendala. Sementara, lampion tidak bisa dipasang siang hari karena akan mengganggu arus lalu lintas yang padat. Pada bagian lain, di kawasan seputar Pasar Gede Solo juga akan digelar Grebeg Sudiro mulai 15-25 Januari 2020.

Tradisi yang mencerminkan akulturasi budaya berbagai etnis di Kota Bengawan, bakal menampilkan kearifan lokal yang telah lama berlangsung di Kelurahan Sudiroprajan.

Ketua 1 Panitia Grebeg Sudiro Arga Dwi Setyawan mengatakan, Grebeg Sudiro sebagai upaya merawat tradisi yang ada di Kelurahan Sudiroprajan, yakni akulturasi budaya dan etnis. Umbul Mantram. Acara inti dalam Grebeg Sudiro antara lain Umbul Mantram dan Karnaval Budaya. "Umbul Mantram pada intinya adalah doa bersama sebelum memulai acara Grebeg Sudiro, sehingga diberikan keberkahan dan keselamatan dalam acara," kata Arga Dwi Setyawan.

Setelah itu diadakan makan bersama warga Sudiroprajan sebagai ucapan rasa syukur. Nuansa Jawa akan ditampilkan saat Umbul Mantram. Doa bersama akan dipimpin dari Padepokan Keris Brojobuono yang sekaligus memimpin kirab Umbul Matram. Sebagai puncak acara adalah Karnaval Budaya Grebeg Sudiro yang digelar 19 Januari 2020. Sebanyak 4.000 kue keranjang akan dibawa dalam kirab.

Selain itu juga terdapat satu miniatur keris, dua jodang utama, dan 12 jodang dari warga yang diisi makanan khas Sudiroprajan. Selain itu juga terdapat satu jodang besar dari Pasar Gede Solo. "Grebeg Sudiro merupakan kegiatan tahunan yang diadakan seluruh warga Sudiroprajan, Klenteng Tien Kok Sie dan Pasar Gede," katanya.

Grebeg Sudiro yang dilatarbelakangi atas pertalian kebudayaan Jawa-China yang kemudian melahirkan budaya di wilayah Solo dan sekitarnya. Sebagai upaya pelestarian budaya secara lebih luas dan beragam, pada 2020, Grebeg Sudiro ditingkatkan melalui konsep budaya nasional. Dengan bantuan dana pengembangan dari Kementerian Pariwisata, Grebeg Sudiro ke depannya diharapkan mampu diwujudkan berskala internasional.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3983 seconds (0.1#10.140)