Begini Canggihnya Rudal Tor Iran, Terduga Biang Jatuhnya Pesawat Ukraina

Jum'at, 10 Januari 2020 - 16:03 WIB
Begini Canggihnya Rudal Tor Iran, Terduga Biang Jatuhnya Pesawat Ukraina
Sistem pertahanan rudal anti-pesawat Tor-M1 ditampilkan dalam parade militer untuk memperingati perang Iran-Irak 1980-1988, di Teheran 22 September 2009. Foto/REUTERS/Raheb Homavandi
A A A
TEHERAN - Pesawat sipil Ukraina jatuh beberapa jam setelah Iran membombardir markas militer AS di Irak. Pemerintah Kanada mengatakan rudal surface-to-air adalah senjata yang menjatuhkan pesawat Ukraina di pinggiran Teheran. Sedangkan pemerintah Ukraina mengatakan sedang menyelidiki laporan adanya puing-puing dari sistem rudal Tor-M1 buatan Rusia.

Sekretaris Dewan Keamanan Ukraina, Oleksiy Danilov, mengatakan sistem rudal Tor buatan Rusia menjadi satu dari empat teori yang diselidiki terkait tragedi jatuhnya pesawat Boeing 737-800 Ukraine International Airlines (UIA) PS752.

Sebanyak 176 orang tewas dalam tragedi itu. Menurut manifes yang dirilis UIA, para korban termasuk 83 warga Iran dan 63 warga Kanada. Korban tewas lainnya adalah sepuluh warga Swedia, empat warga Afghanistan, tiga warga Jerman, dan sebelas warga Ukraina termasuk sembilan awak. Pesawat jatuh saat terbang dari Bandara Internasional Imam Khomeini di Teheran menuju Kiev, Ukraina, Rabu.

Tor—oleh NATO dinamai SA-15 Gauntlet—adalah sistem "point defense" jarak pendek yang mengintegrasikan peluncur rudal dan radar ke dalam single tracked vehicle.

Menurut Federasi Ilmuwan Amerika—yang meneliti dan menganalisis ancaman bencana bagi keamanan nasional dan internasional—sistem misil Tor-M1 dirancang untuk bergerak dan mematikan terhadap target pada ketinggian hingga 6.000 meter (20.000 kaki) dan pada jarak 12 km (7,5 mil).

Pesawat militer dan rudal jelajah—yang sistem Tor dirancang untuk menghancurkannya—biasanya merencanakan jalurnya untuk menghindari radar. Mereka dilengkapi dengan sistem seperti sekam, yang membingungkan radar, dan suar, yang bertindak sebagai umpan untuk rudal pencari panas.

Pesawat Ukraine International Airlines PS752 diketahui tidak memiliki fitur pertahanan.

Michael Duitsman, seorang rekan peneliti di Middlebury Institute of International Studies, mengatakan tidak mungkin awak pesawat punya waktu untuk bereaksi terhadap rudal apa pun. "Mereka mungkin tidak akan melihatnya datang," kata Duitsman, seperti dikutip Reuters, Jumat (10/1/2020). "Tepat setelah lepas landas, para pilot mungkin disibukkan dengan hal-hal lain."

Untuk menyerang target, operator Tor harus mengidentifikasinya di layar radar dan mengarahkan rudal untuk diluncurkan.

Penerbangan udara komersial memiliki transponder—pemancar radio yang menyiarkan identitas, kecepatan, dan ketinggian mereka pada frekuensi yang disepakati secara internasional. Ada beberapa pesawat sipil lain di dekatnya ketika penerbangan PS752 jatuh hanya beberapa kilometer dari bandara.

Semua pesawat itu akan terlihat di layar radar baterai Tor serta radar sipil di bandara.

Mengidentifikasi Teman
Seorang mantan perwira pertahanan udara Eropa, yang sekarang bekerja pada teknologi pertahanan rudal, mengatakan bahwa idealnya, rencana penerbangan dan kode transponder dari semua penerbangan sipil yang dijadwalkan dibagikan dengan unit militer yang ditempatkan di dekat bandara.

Itu memungkinkan operator baterai rudal untuk menghubungkan setiap objek di radar dengan rencana penerbangan dan kode transponder.

"Menembak pesawat bermusuhan itu mudah," kata perwira itu, yang menolak disebutkan namanya karena sensitifitas masalah itu. "Ini mengidentifikasi pesawat dan tidak menembak jatuh teman yang menjadi tantangan," ujarnya.

Rudal tor dipandu oleh radar dan terbang dengan kecepatan hampir tiga kali lipat dari kecepatan suara. Itu berarti bahwa jika diluncurkan pada target 5 km (3 mil) jauhnya, senjata itu akan tiba dalam waktu sekitar lima detik.

Sistem rudal itu memiliki hulu ledak kecil—sekitar 15 kg (33 lb) dari bahan peledak—tetapi dirancang untuk menyemprotkan pecahan logam parut, seperti peluru, ke target setelah diledakkan.

Menurut Duitsman, Tor adalah salah satu sistem pertahanan udara paling modern yang dimiliki Iran. Senjata ini dapat menyerang dua target sekaligus dengan masing-masing melibatkan hingga dua rudal. "Ketika Iran membelinya dari Rusia pada pertengahan 2000-an, kemampuannya saat itu sedemikian rupa sehingga AS khawatir tentang penjualan tersebut," ujarnya.

Laporan Center for Strategic and International Studies tahun lalu menyatakan Iran memasukkan sejumlah kecil sistem Tor dalam arsenal misilnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.1154 seconds (0.1#10.140)