Gunung Merapi Sepekan Terakhir, Semburan Awan Panas dan Asap Tebal

Sabtu, 09 Februari 2019 - 09:24 WIB
Gunung Merapi Sepekan Terakhir, Semburan Awan Panas dan Asap Tebal
Gunung Merapi memuntahkan 15 kali guguran lava sepajang Sabtu (9/2/2019) periode pukul 00.00-06.00 WIB. FOTO/TWITTER/BPPTKG
A A A
SEMARANG - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi. Dalam sepekan terakhir terjadi semburan awan panas dan asap tebal.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, dalam sepekan terakhir 1-7 Februari pihaknya merekam sejumlah peristiwa di Gunung Merapi. Hasil pengamatan visual, cuaca pada umumnya cerah terjadi pada pagi dan malam, sementara siang dan sore berkabut.

"Asap teramati berwarna putih tebal dengan tekanan gas lemah tinggi maksimum 150 meter teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang pada 3 Februari," kata Hanik, Sabtu (9/2/2019).

Analisis morfologi berdasarkan foto dan sektor tenggara tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi. Volume kubah lava juga relatif tetap dan tidak berubah dari data pekan sebelumnya. Sebagian besar ekstrusi lava yang terjadi langsung gugur ke hulu Kali Gendol.

"Teramati awan panas guguran terjadi pada 7 Februari ke arah Kali Gendol. Awan panas guguran terjadi pada pukul 18.28 WIB dengan jarak luncur dua kilometer, amplitudo 70 milimeter, dan durasi 215 detik," katanya.

Dalam pekan ini kegempaan Gunung Merapi tercatat satu kali gempa awan panas (PF), 25 kali gempa hembusan (DG), dua kali gempa vulkanik dangkal (VTB), empat kali gempa fase banyak dalam (MP), 377 kali gempa guguran (RF), 11 kali gempa low frequency (LF), dan tujuh kali gempa tektonik (TT).

"Intensitas kegempaan pada pekan ini lebih tinggi dari pekan sebelumnya," katanya.

Petugas di Pos Pengamatan Gunung Merapi mengamati intensitas hujan tertinggi sebesar 50 milimeter per jam, selama 30 menit di Pos Babadan pada 1 Februari, Meski demikian, tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

"Kubah lava saat ini dalam kondisi stabil dengan laju pertumbuhan yang masih relatif rendah. Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan ditetapkan dalam tingkat aktivitas Waspada," katanya.

Dengan tingkat status Waspada itu, maka radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk dan pendakian. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka statusnya akan segera ditinjau kembali.

"Sehubungan dengan sudah terjadi beberapa kali awan panas dengan jarak luncur yang semakin besar maka masyarakat di sekitar alur Kali Gendol agar meningkatkan kewaspadaan. Guguran lava dan awan panas berpotensi menimbulkan hujan abu," tuturnya.

Masyarakat di sekitar Gunung Merapi diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik. Mereka juga harus mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1116 seconds (0.1#10.140)