Ini Empat Teori Penyebab Jatuhnya Pesawat Ukraina di Iran

Jum'at, 10 Januari 2020 - 10:00 WIB
Ini Empat Teori Penyebab Jatuhnya Pesawat Ukraina di Iran
Puing-puing pesawat milik Ukraine International Airlines yang jatuh di dekat bandara Imam Khomeini, Teheran, Iran, Rabu (8/1/2020). Foto/Nazanin Tabatabaee/WANA via REUTERS
A A A
KIEV - Ada empat teori penyebab jatuhnya pesawat Boeing 737-800 Ukraine International Airlines. Salah satunya kemungkinan apakah Iran secara tak sengaja menembak jatuh dengan rudal Tor buatan Rusia. Sebanyak 176 orang tewas dalam tragedi itu, di mana korban terbanyak adalah warga Iran dan Kanada.

Sekretaris Dewan Keamanan Ukraina, Oleksiy Danilov, mengatakan para pejabatnya sudah berada di Iran dengan misi untuk mencari puing rudal atau bukti lain yang mendukung dugaan bahwa pesawat sipil itu jatuh akibat serangan.

"Serangan roket, mungkin sistem rudal Tor, adalah di antara teori kerja utama, karena ada informasi di internet tentang unsur-unsur rudal yang ditemukan di dekat lokasi kecelakaan," katanya.

Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dinas intelijen negaranya telah mencapai kesimpulan yang sama. Tak ada warga Inggris yang masuk dalam daftar korban tewas.

"Sekarang ada badan informasi bahwa penerbangan itu ditembak jatuh oleh rudal surface-to-air Iran. Ini mungkin tidak disengaja. Kami bekerja sama dengan Kanada dan mitra internasional kami dan sekarang perlu ada investigasi yang transparan dan penuh," kata Johnson dalam sebuah pernyataan.

"Inggris terus menyerukan semua pihak mendesak untuk mengurangi ketegangan di kawasan itu," imbuh dia.

Johnson telah melakukan panggilan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Menurut seorang juru bicara presiden Ukraina, kedua pemimpin itu menyerukan penyelidikan yang kredibel dan transparan tentang apa yang terjadi.

Selama beberapa hari terakhir, setidaknya dua gambar beredar di media sosial yang menunjukkan puing-puing rudal Tor buatan Rusia. Foto-foto itu sebelumnya tidak diunggah ke internet, tetapi upaya untuk melakukan geolokasi ke situs kecelakaan sejauh ini gagal, dan foto-foto itu kemungkinan tidak terkait.

Danilov mengatakan Ukraina sedang mengerjakan empat teori. Tiga di antaranya adalah ledakan pesawat akibat serangan rudal buatan Rusia, ada bom di pesawat dan ada ledakan mesin yang dahsyat. Penyebab keempat, kata dia, kemungkinan objek terbang atau pesawat tak berawak yang bertabrakan dengan pesawat.

Penyelidik Ukraina kemungkinan akan mengalami kesulitan dalam mengumpulkan bukti itu. Menurut laporan media negara itu, puing-puing dari situs kecelakaan telah dipindahkan. Hal itu menimbulkan keraguan tentang prospek penyelidikan yang independen.

Pada hari Kamis, Yuri Butusov, seorang jurnalis terkemuka yang memiliki hubungan kuat dengan dinas keamanan Ukraina, menerbitkan apa yang ia klaim sebagai kesimpulan awal dari seorang penyelidik yang bekerja di lokasi kecelakaan. Sumber yang dikutip tersebut mengatakan tidak ada bukti kebakaran di dalam mesin, sebaliknya dia menduga api berasal dari dalam kabin untuk alasan yang belum diketahui.

"Tidak adanya komunikasi dengan kontrol lalu lintas udara dan tidak adanya api berarti Anda tidak dapat mengecualikan kemungkinan serangan teroris, tabrakan dengan drone atau serangan rudal," kata sumber tersebut seperti dikutip, The Independent, Jumat (10/1/2020).(Baca Juga: Maskapai Dunia Hindari Wilayah Udara Iran dan Irak
Data penerbangan menunjukkan Ukraine International Airlines 752 lepas landas secara normal dari Bandara Internasional Imam Khomeini Teheran pukul 06.12 pagi, hari Rabu. Pesawat hendak menuju Kiev, Ukraina. Masalah serius muncul dua menit kemudian ketika pesawat berada di ketinggian sekitar 8.000 kaki. Sejak itu pesawat berhenti mengirimkan data. (Baca juga: Iran Bantah Merudal Pesawat Ukraina, tapi Menolak Serahkan Black Box)

Menurut manifes yang dirilis UIA, para korban termasuk 83 warga Iran dan 63 warga Kanada. Korban tewas lainnya adalah sepuluh warga Swedia, empat warga Afghanistan, tiga warga Jerman, dan sebelas warga Ukraina termasuk sembilan awak.

Tragedi itu berselang beberapa jam setelah Iran menyerang dua markas militer Amerika Serikat (AS) di Irak dengan sekitar 15 rudal. Serangan Iran sebagai awal dari balas dendam atas kematian jenderal top Teheran, Qassem Soleimani, yang tewas oleh serangan udara AS di Baghdad, Jumat pekan lalu.

Sementara itu, pemerintah Iran mengeluarkan pernyataan resmi yang membantah bahwa pesawat Boeing 737-800 Ukraine International Airlines yang jatuh di dekat Teheran terkena rudal. Pernyataan ini disampaikan juru bicara pemerintah, Ali Rabiei.

"Semua laporan ini adalah perang psikologis melawan Iran.semua negara yang warganya berada di pesawat dapat mengirim perwakilan dan kami mendesak Boeing untuk mengirim perwakilannya untuk bergabung dalam proses penyelidikan kotak hitam," kata Rabiei, seperti dikutip Reuters, Jumat (10/1/2020).
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3774 seconds (0.1#10.140)