Bupati Bantul-Pendeta Sitorus Berdamai, Pendirian Gereja di Lokasi Baru

BANTUL - Bupati Bantul Suharsono dan Pendeta Tigor Yunus Sitorus, pengurus Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Immanuel Sedayu Bantul akhirnya sepakat berdamai terkait konflik pendirian gereja. Tempat ibadah umat Nasrani itu boleh dibangun tapi di lokasi baru.

Penyelesaian polemik itu dihasilkan dalam pertemuan yang digelar di Kantor Bupati, Rabu (8/1/2020). Dalam pertemuan itu, Pemkab Bantul memberikan jaminan pendirian tempat ibadah dan tidak ada penolakan dari warga. Bahkan pemkab akan memberikan kemudahan untuk pengurusan perizinan pembangunan gereja baru tersebut.

Rencananya gereja baru akan didirikan di Dusun Jurug, Desa Argosari, Kecamatan Sedayu. Pertimbangannya, jika tetap di lokasi lama, umat tidak akan nyaman beribadah.

Untuk diketahui, rencana pendirian gereja di rumah Pendeta Sitorus ditolak warga Sedayu. Warga menolak karena izin yang ada hanya untuk tempat tinggal, bukan tempat beribadah. Polemik kemudian sampai ke meja Bupati Bantul yang berujung pada pencabutan IMB.

Menanggapi berakhirnya konflik ini, Pendeta Sitorus mengatakan, perdamaian ini merupakan kado ulang tahunnya. "Ini hari yang sangat membahagian bagi saya karena hari ini bertepatan dengan ulang tahun saya yang ke-50 tahun. Ini kado Natal," ujar Sitorus usai menandatangani surat kesepakatan.

Sementara itu, Bupati Bantul Suharsono memastikan akan memudahkan perizinan dalam pembangunan gereja baru. "Untuk perizinan akan dipermudah dan gratis," katanya.

Kuasa Hukum Pendeta Sitorus, Budi Hermawan berharap tidak ada lagi penolakan dari warga terkait rencana pembangunan gereja sampai jemaat GPdI Immanuel Sedayu bisa ibadah dengan aman dan tenang.

"Kita harap masyarakat bisa memahami kesepakatan bersama antara Pendeta Sitorus dengan Pemkab Bantul," katanya.