Laksamana John Richardson Memandang AS Perlu Lebih Ofensif Terhadap Rusia dan China

Jum'at, 08 Februari 2019 - 10:00 WIB
Laksamana John Richardson Memandang AS Perlu Lebih Ofensif Terhadap Rusia dan China
Kepala Operasi Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), Laksamana John Richardson, menyerukan agar Washington lebih ofensif terhadap China dan Rusia. Foto/Ilustrasi/Istimewa
A A A
WASHINGTON - Persaingan militer Amerika Serikat (AS) dengan Rusia dan China dinilai semakin meningkat. Kepala Operasi Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), Laksamana John Richardson, menyerukan agar Washington lebih ofensif terhadap China dan Rusia. Kedua musuh besar AS itu dinilai semakin agresif menggunakan angkatan laut mereka di darat, laut, dan perebutan kekuasaan.

Dalam acara Dewan Atlantik, Richardson mengumbar pertanyaan yang mendesak bagaiman AS harus menanggapi ancaman yang berkembang. Ia pun menyerukan lebih banyak agresi dan menempatkan bola di sisi Beijing dan Moskow.

Ditanya oleh mantan wakil sekretaris jenderal NATO Alexander Vershbow apa yang bisa dilakukan AS untuk mendorong balik Rusia yang mengambil alih jalur perairan, Richardson mengatakan sudah waktunya untuk menyerang terlebih dahulu.

"AS harus memikirkan tidak hanya tanggapan dalam mendorong kembali, tetapi bagaimana kita menekan pertama kali dalam beberapa bidang? Saya pikir akan lebih baik jika kita bisa membuat orang, Rusia, beberapa pesaing ini untuk menanggapi langkah pertama kami. Ada keuntungan setiap saat untuk memainkan sisi putih di papan," kata Richardson seperti dikutip dari Bussines Insider, Jumat (8/2/2019).

Pasukan Rusia secara rutin menguji Angkatan Laut AS dengan aksi berbahaya di udara dan laut. Pada 2018, dua kali jet Rusia berdengung sangat dekat dengan pesawat Angkatan Laut AS, dan pada 2015 dua Su-24 berulang kali mensimulasikan pemboman yang dilakukan terhadap kapal perusak USS Donald Cook.

Richardson mengatakan bahwa meningkatkan pelatihan dengan pasukan mitra di daerah itu, mendirikan markas besar di negara sekutu terdekat seperti Rumania dapat memberi AS lebih banyak pengaruh untuk merespons, tetapi kemudian membuat sesuatu yang mengejutkan.

"Satu area di mana kami melakukan beberapa hal baru adalah sehubungan dengan pertahanan rudal. Jadi kami memiliki Aegis Ashore di Rumania, saya pikir kemampuan itu membuat pernyataan luar biasa (ke Rusia)," ujar Richardson.

Pertahanan rudal AS di Eropa secara konsisten telah dibahas sebagai langkah untuk melawan ancaman dari Iran, tetapi Rusia juga secara konsisten berpendapat bahwa AS memasang sistem ini untuk membantu berperang melawan Moskow. Richardson tampaknya mengkonfirmasi bahwa situs di Rumania memiliki beberapa kegunaan dalam perang melawan Rusia. Baterai radar dan pencegat Aegis lainnya direncanakan untuk Polandia.

Sementara China, yang baru-baru ini mengancam akan menenggelamkan kapal induk Angkatan Laut AS dengan satu set rudal baru yang dipublikasikan secara luas, Richardson menunjuk ke sebuah perjalanan baru-baru ini ke Beijing di mana ia mendesak stabilitas, tetapi masih menyerukan tanggapan "berotot".

"Jangan saling menghalangi, menyetir kapal kami di depan satu sama lain, melempar rintangan di depan kapal. Mari kita menjadi bias untuk membuatnya mudah," ucap Richardson dalam menyerukan perjanjian tentang perilaku di laut.

Pada akhirnya, Richardson mengatakan bahwa begitu aturan disepakati antara AS dan China, AS-lah yang akan menegakkan aturan itu dengan kuat.

"Hanya memasukkan beberapa mekanisme penegakan hukum ini sehingga membuatnya lebih sulit untuk bermain cepat dan longgar dengan aturan. Tapi Anda harus membuat langkah untuk menegakkan hal-hal itu. Saya pikir banyak dari struktur itu ada, hanya saja kita harus lebih sedikit berotot untuk menegakkannya," tukasnya
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.6483 seconds (0.1#10.140)