Goa Rancang Kencono, Tempat Laskar Mataram Atur Strategi Hadapi Belanda

Minggu, 05 Januari 2020 - 23:39 WIB
Goa Rancang Kencono, Tempat Laskar Mataram Atur Strategi Hadapi Belanda
Goa Rancang Kencono di Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul menjadi lokasi pelarian Laskar Kerajaan Mataram dari kejaran Belanda. FOTO/SINDOnews/SUHARJONO
A A A
GUNUNGKIDUL - Selain dikenal sebagai objek wisata, Goa Rancang Kencono yang berada di dekat air terjun Srigethuk, Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul juga menjadi saksi sejarah. Hal ini dimulai sejak cerita pasukan Laskar Mataram yang lari dari kejaran tentara Belanda.

Menurut tokoh masyarakat Bleberan, Tri Harjono, nama Goa Rancang Kencono juga tidak lepas dari strategi dua punggawa Laskar Mataram yang bernama Kiai Putut Linggo Bowo dan Kiai Soreng Pati. Waktu itu keduanya menemukan sebuah goa di Dusun Menggoran. Keduanya pun bisa merancang strategi untuk menghadapi penjajah Belanda.

"Nama Rancang adalah sebuah upaya mengatur strategi dan Kencono adalah strategi brilian atas rencana tersebut," katanya kepada SINDOnews.

Setelah Mataram pecah, lokasi tersebut juga sempat digunakan untuk strategi perang Pangeran Diponegoro dan Sentot Prawirodirjo. Bahkan beberapa cerita juga menyebutkan Goa Rancang Kencono pernah disinggahi Sunan Kalijaga dalam syiar Islam.

Oleh masyarakat, goa tersebut akhirnya sering dikunjungi. Banyak dari warga yang datang kemudian berdiam diri di beberapa lokasi untuk menenangkan diri.

Goa Rancang Kencono merupakan goa vertikal yang di tengahnya terdapat pohon klimoiy berusia ratusan tahun. Beberapa orang menganggap pohon berusia ratusan tahun ini memiliki keanehan hingga disakralkan. Tak heran apabila kerap ditemukan sesaji yang diletakkan di bawah pohon atau di sela-sela akar pohon.

Gua Rancang Kencono terbagi dalam tiga ruangan utama. Ruangan pertama berupa mulut goa, kedua berupa ruangan dengan luas sedang, dan ketiga merupakan ruangan paling dalam dan paling sempit. Di mulut gua yang terdapat banyak stalaktit dan stalakmit, diduga menjadi tempat tinggal manusia dalam waktu cukup lama.

Ruangan kedua merupakan ruangan berukuran sedang dengan ukuran sekitar 3 x 3 meter. Di tempat ini konon pernah digunakan sebagai tempat bersembunyi oleh prajurit Kerajaan Mataram Islam dari kejaran Belanda. Selain itu terdapat bongkahan batu berbentuk seperti meja yang digunakan sebagai tempat bersemedi.

Ruangan terakhir terdapat prasasti di bagian dinding goa bertuliskan isi janji prajurit. Janji prajurit yang tertulis dalam prasasti Prasetya Bhinnekaku ini dicetak dengan latar warna hitam dengan tulisan berwarna putih dan simbol merah putih di bagian tengah. Selain itu, terdapat ornamen unik berbentuk seperti kunci yang mengangkat mitos sebagai kunci gaib yang menghubungkan Gua Rancang Kencono dengan Gunung Merapi.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.1256 seconds (0.1#10.140)