Pembangunan Integrasi Desa Perlu Sinergitas Lintas Lembaga

Sabtu, 04 Januari 2020 - 18:53 WIB
Pembangunan Integrasi Desa Perlu Sinergitas Lintas Lembaga
Mendes PDTT Halim Iskandar (kanan) dan rektor UNY Sutrisno Wibowo saat stadium general di UNY, Sabtu (4/1/2020). FOTO : Dok Humas UNY
A A A
YOGYAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menekankan pentingnya sinergi lintas lembaga dalam pembangunan desa. Tak terkecuali sinergi dengan perguruan tinggi (PT).

Sinergi ini penting, sebab pemberdayaan desa akan lebih mudah dilakukan karena terwujud secara terintegrasi. Di mana masing-masing pihak sesuai kompetensinya, akan bahu-membahu dan saling melengkapi dengan satu tujuan. Yaitu memperjuangkan kemajuan daerah pedesaan.

“Sinergi dan integrasi tersebut, kemudian dapat dilakukan mulai dari hal-hal yang sederhana. Misalnya menggunakan data statistik pedesaan dan daerah 3T yang dimiliki kementeriannya,” kata Halim saat stadium general dengan tema Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabtu (4/1/2020).

Menurut Halim, peran PT dalam sinergitas ini, yaitu dengan menempatkan program pengabdian masyarakat di tempat-tempat tersebut. Termasuk UNY sebagai kampus guru dapat mengirim mahasiswanya ke daerah itu untuk mengajar di sekolah maupun langsung kepada masyarakat secara informal.

“Saya dulu selepas lulus dari UNY, juga menjadi guru di desa sampai tahun 1999. Di desa, menjadi guru masih sangat dihormati dan masukannya bisa sangat berkontribusi untuk pembangunan. Anak-anak UNY sebagai calon guru jangan sampai melepaskan peluang ini,” ungkap alumni UNY 1987 itu.

Selain itu, dengan keterlibatan dosen dan mahasiswa dari PT juga bisa membantu untuk pengelolaan dana desa. Karena mereka dapat memberikan input dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) sampai keperluan administrasi.

Rektor UNY Prof Sutrisno Wibowo mengatakan, siap untuk bersinergi. Apalagi jumlah mahasiswa yang dikirim UNY untuk program pengabdian masyarakat setiap tahunnya relatif besar. Pada tahun 2019 ada 4.519 mahasiswa yang mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mereka disebar di 318 desa seluruh Indonesia.

“Namun untuk daerah sekitaran Jawa Tengah dan DIY yang relatif butuh sentuhan pengembangan seperti Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo, tetap menjadi prioritas penerjunan KKN UNY,” terangnya.

Selain KKN, ada juga Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP). Program ini menempatkan mahasiswa UNY di sekolah untuk mengajar. Tercatat pada Juli 2019 lalu, ada 3.391 mahasiswa yang mengikuti program tersebut. “Anak-anak ini mengajar di 267 sekolah dan 27 lembaga,” tukas Sutrisna.

Ketua ikatan alumni (IKA) UNY Prof Suyanto mengatakan melalui program dan sinergi yang dicanangkan oleh Kemendes PDTT ini, mengharapkan mahasiswa yang berada di sekolah dan masyarakat mampu mengimplementasikan ilmu yang diperoleh di kampus. Termasuk jika kelak berstatus sebagai alumni, dapat terus mengabdikan ilmunya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Civitas juga berperan sebagai agen pembaharuan sehingga dapat menggunakan kesempatan ini untuk menggerakkan masyarakat ilmu pengetahuan yang berkembang pesat sehingga memenuhi empat kompetensi yaitu kreatif dan inovasi, berpikir kritis, komunikasi dan kolaborasi," ungkapnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6273 seconds (0.1#10.140)