1.500 Benda Budaya Dikembalikan ke Indonesia oleh Pemerintah Belanda

Jum'at, 03 Januari 2020 - 09:30 WIB
1.500 Benda Budaya Dikembalikan ke Indonesia oleh Pemerintah Belanda
Sebanyak 1.500 benda budaya Indonesia yang sebelumnya disimpan di Belanda kini kembali ke Tanah Air dan selanjutnya akan disimpan di Museum Nasional. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pemerintah Belanda mengembalikan sebanyak 1.500 benda budaya Indonesia ke Tanah Air. Benda-benda budaya ini selanjutnya disimpan di Museum Nasional dan akan diperkenalkan ke publik pada Juni nanti.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan, ke-1.500 benda koleksi ini sebelumnya menjadi koleksi Museum Nusantara yang berada di Kota Delft, Belanda. Koleksi budaya ini kembali ke Indonesia karena terjadi krisis di museum itu, sehingga pihak museum menghadapi tiga opsi.

“Apakah koleksinya dijual, diberikan ke museum lain atau dikembalikan ke pemerintah Indonesia. Kita adalah salah satu opsi itu. Prosesnya dimulai sejak 2015. Kita pun menyambut baik tawaran itu. Kita secara aktif memilih koleksi, untuk memilih barang yang tepat,” tandas Hilmar saat konferensi pers di Museum Nasional, Jakarta, kemarin.

Hilmar mengatakan, di Kota Delft dulunya ada sekolah yang dibangun sebagai tempat pendidikan para calon birokrat Belanda yang akan dikirim bekerja di Indonesia. Museum Nusantara berada di sekolah itu. Koleksi benda budaya asal Indonesia yang ditaruh di museum itu dibawa dari orang Belanda yang dikirim ke Tanah Air saat itu.

Mengenai keaslian koleksi, Hilmar mengatakan, pengkajian akan dilakukan untuk membandingkan koleksi dari museum dengan koleksi yang dimiliki Indonesia, sehingga bisa diverifikasi dan semakin menambah makna dan informasi dari koleksi tersebut.

Menurut dia, pengembalian 1.500 benda bersejarah ini diharapkan bisa menjadi pintu bagi kembalinya barang bersejarah Indonesia yang masih tersebar di berbagai museum di Eropa. Hilmar mengungkapkan, sekarang ini di Eropa tengah ada pembicaraan mengenai koleksi di museum mereka yang dibawa ke sana dan diperoleh dengan cara-cara yang tidak pantas.

Untuk Belanda, saat ini sedang ada proses pembicaraan dengan Museum Kerajaan Belanda untuk pengembalian kembali benda-benda bersejarah dan benda kesenian yang diperoleh dengan cara yang tidak pantas tadi. “Meski harus jujur tidak semuanya rampasan. Sebagian mereka peroleh dengan cara yang sah. Tapi atas kesadaran institusi museum di Belanda, mulai ada langkah mengembalikan ke tempat asal,” katanya.

Hilmar menjelaskan mengapa sampai memakan waktu empat tahun untuk pengembalian 1.500 benda ini karena ada proses negosiasi untuk memilih benda-benda yang dipastikan bernilai penting bagi Indonesia. Selain dicatat 1.500 benda budaya ini juga melalui proses penaksiran harga oleh ahli. Kepentingannya bukan untuk proses jual beli melainkan untuk memastikan nilai asuransi yang harus dikenakan.

Dia mengungkapkan, taksiran harga 1.500 benda bersejarah ini senilai 1.1 juta Euro. “Tadi sudah disampaikan bahwa prosesnya cukup rumit. Karena boleh dibilang ini pertama kalinya (pengembalian) sebanyak itu sejumlah 1.500, ini pertama kalinya dalam sejarah kita,” tandasnya.

Kepala Bidang Pengkajian dan Pengumpulan Museum Nasional Nusi Lisa Billa mengatakan, ada satu benda yang berasal dari Kalimantan dari salah satu koleksi museum itu yang diperkirakan berusia antara 5.000 hingga 1.000 sebelum masehi. Yakni berupa kapak.

Namun, ujarnya, masih diperlukan pengkajian lagi untuk menentukan keakuratan tahun pembuatannya. Selain itu juga koleksi barang yang paling muda ada yang berasal dari tahun 1940-an. Secara keseluruhan barang yang kembali ke Indonesia berupa wayang, tekstil, mata uang, model perahu, perhiasan, dan senjata.

Kepala Museum Nasional Siswanto menjelaskan, dengan adanya 1.500 koleksi baru ini, maka akan menjadi tambahan berharga bagi museum yang berlokasi di seberang Monas tersebut. Saat ini Museum Nasional mengelola sekitar 190.000 koleksi. Museum Nasional perharinya menerima 1.100 hingga 1.200 pengunjung. “Dengan adanya koleksi dari Delft kami sudah merancang untuk meningkatkan jumlah pengunjung,” jelasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8061 seconds (0.1#10.140)