UNS Didorong Menjadi Entrepreneur University

Kamis, 02 Januari 2020 - 20:59 WIB
UNS Didorong Menjadi Entrepreneur University
Alumnus MIT Agus Budiyono saat menjadi pembicara dalam Silaturahim Awal Tahun dengan tajuk Orientasi Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 Menuju Entrepreneur University di Kampus UNS Solo, Kamis (2/1/2020). FOTO/DOK.UNS
A A A
SOLO - Alumnus Massachusetts Institute of Technology (MIT), Agus Budiyono menegaskan pentingnya mentransformasikan Universitas Sebelas Maret (UNS) sebagai entrepreneur university. UNS kini dinilai sebagai research university dan bukan lagi teaching university.

"Oleh karenanya harus bisa mentransformasi kondisi sekarang menjadi kondisi ideal. Bagaimana ide-ide research bisa sampai ke hilir, market, dan masyarakat serta mampu menyelesaikan masalah secara riil," kata Agus Budiyono saat menjadi pembicara dalam Silaturahim Awal Tahun dengan tajuk Orientasi Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 Menuju Entrepreneur University di Kampus UNS Solo, Kamis (2/1/2020).

Agus mengingatkan sivitas akademika UNS bahwa untuk menjadi perguruan tinggi pionir tidak mudah. Namun, hal tersebut tetap dapat diwujudkan mengingat UNS masuk cluster 1 perguruan tinggi terbaik di Indonesia. "Kalau jadi pionir pasti ada yang tidak sejalan dengan kita, dan pastinya tidak mudah. Semoga 2020 UNS bisa mengidentifikasi cara baru menuju kesuksesan. Dan itu pas dalam mengawali awal tahun," ujarnya.

Rektor UNS Solo Profesor Jamal Wiwoho mengingatkan sivitas akademika UNS akan pentingnya fleksibilitas dalam mewujudkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan industri dan perekonomian dunia. "Agresi kemajuan dunia teknologi informasi yang kita rasakan telah berjalan sangat cepat dan agresif," kata Jamal.

Karena itu, UNS harus memberikan pelajaran agar secepatnya beradaptasi dan memiliki fleksibilitas dalam mewujudkan sistem pembelajaran di perguruan tinggi yang dapat terhubung dengan tuntutan kebutuhan kemajuan dunia industri dan perekonomian. Kemajuan dunia teknologi yang telah berkembang secara masif perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas, bukan untuk mengubah atau menggantikan kebiasaan yang selama ini telah berjalan.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6954 seconds (0.1#10.140)