ACT dan Santri Husnul Khotimah Persembahkan Konser Kemanusiaan Palestina

Rabu, 06 Februari 2019 - 16:50 WIB
ACT dan Santri Husnul Khotimah Persembahkan Konser Kemanusiaan Palestina
ACT dan santri Ponpes Husnul Khotimah Kuningan, Jawa Barat menggelar Konser Kemanusiaan Palestina, Minggu (3/2/2019). FOTO/IST
A A A
CIREBON - Hujan yang mengguyur lokasi Konser Kemanusiaan Palestina, Minggu (3/2/2019), di Pondok Pesantren Husnul Khotimah (HK), Kuningan, Jawa Barat tak menyurutkan semangat para santri. Sebanyak 2.000 santri dan santriwati HK tetap antusias mengikuti jalannya acara yang ditandai dengan lantangnya gemuruh takbir serta kibaran bendera Indonesia dan Palestina sebagai salah satu bukti kecintaan mereka terhadap Palestina.

Konser kemanusiaan untuk Palestina ini adalah salah satu rangkaian acara besar Ajang Remaja Berprestasi (Aresta) yang dilaksanakan rutin setiap tahun oleh santri Pondok Pesantren Husnul Khotimah.

Kepala Unit Pembinaan Santri Putra Ponpes Husnul Khotimah, Ustaz Ghozali mengatakan, acara Aresta pada dasarnya adalah ide dari para santri yang bertujuan agar para santri bisa belajar berorganisasi. Namun konser kemanusiaan adalah sesi yang paling ditunggu oleh keluarga besar pondok pesantren, karena memiliki nilai positif bagi para santri. Pun sebagai jawaban bagi mereka yang bimbang harus bagaimana jika ingin membantu Palestina.

"Anak-anak punya ide ini dan kita mengapreasiasi. Mudah-mudahan bisa berlanjut ke depannya. Karena kadang kita sebenarnya ingin membantu Palestina, tapi bingung harus bagaimana. Dengan adanya konser kemanusiaan ini, kita jadi punya wadah," kata Ustaz Ghozali.

Di tempat lain, Muhammad Usman Al Kautsar, sebagai penanggung jawab Konser Kemanusiaan Palestina, mengatakan, tema Aresta 14 tahun ini adalah nasionalisme. Hal itu sejalan dengan tema yang sedang diangkat oleh ACT terhadap isu kemanusiaan Palestina yang bertajuk "Indonesia Selamatkan Palestina".

Menurutnya, nasionalisme harus bisa diartikan bukan hanya terhadap bangsa sendiri, akan tetapi kepada siapa saja yang terjajah kemerdekaannya, apalagi kita masih satu akidah. "Harapannya para santri bisa memiliki rasa nasionalisme. Nasionalisme yang bukan hanya dibatasi oleh teritori negara. Apalagi kita masih memiliki satu kesamaan, yakni kesamaan akidah," katanya.

Usman melanjutkan, konser kemanusiaan ini bukan hanya berorientasi pada terkumpulnya dana, tapi bentuk edukasi kepada para mereka yang belum paham tentang isu Palestina.

"Ternyata masih banyak orang-orang yang belum mengerti tentang Palestina, contohnya seperti mana itu kawasan Al Aqsa, mana itu Masjid Kubah As-Shakrah. Banyak yang masih belum paham," kata Usman.

Konser Kemanusiaan Palestina ini menampilkan musisi nasyid, Ali Sastra dan Aleehya. Mereka pun sangat mendukung kegiatan positif seperti ini untuk terus digalakkan. Salah satu pengisi acara, Ali Sastra mengatakan, sekecil apapun jasa kita terhadap kemanusiaan, khususnya acara konser kemanusiaan ini adalah sesuatu yang sangat besar.

"Sekecil apapun kontribusi kita, itu akan sangat berarti bagi mereka, entah itu kita sebagai talent, EO, atau pun donator itu sendiri. Semoga kita mendapat balasan-Nya," kata Ali Sastra kepada tim ACT.

Senada dengan Ali Sastra, salah satu personel Aleehya, Bayu berharap acara seperti ini harus diperbanyak. "Jadi selain ada kreasinya, ada seninya, tapi juga ada nilai kemanusiaannya. Harapannya ini bukan kerja sama kemanusiaan yang pertama dan yang terakhir," katanya.

Selain menyuguhkan lagu, Ali Sastra dan Aleehya pun ikut memandu jalannya proses penggalangan dana berupa lelang lukisan dan foto, komitmen, serta sunduk bersama kepala cabang ACT Cirebon, Adi Nurdiansyah.

Ali Sastra dan Aleehya mengajak kepada penonton yang hadir untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina dengan berbagai cara, salah satunya dengan berdonasi. Lalu masing-masing bintang tamu diarahkan oleh Adi untuk memilih karya lukisan santri yang bertema Palestina, untuk kemudian dilelangkan.

Adi Nurdiansyah mengatakan, bahwa kini kondisi di Palestina sedang darurat energi, khususnya listrik yang berdampak pada terhentinya operasi sejumlah rumah sakit.

"Di Palestina, listrik menyala hanya sekitar empat jam saja dalam sehari. Dan bayangkan jika pasokan listrik benar-benar habis, yang menjadi korban adalah pasien-pasien yang dirawat," ungkap Adi di hadapan penonton.

Mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan ikut hadir bersama istrinya, Netty Prasetiyani. Ahmad Heryawan atau yang akrab disapa Kang Aher mengajak kepada kepada masyarakat untuk membantu saudara di Palestina, salah satunya dengan berdonasi melalui ACT.

"Mari kita lihat dunia saat ini, ternyata di bumi Palestina masih ada penjajahan. Karena penjajahan adalah sebuah kejahatan kemanusiaan, bahkan dalam konstitusi Indonesia, penjajahan itu diharamkan, harus dihapuskan di seluruh permukaan bumi ini," kata Kang Aher.

Dari total penggalangan tersebut, terkumpul dana Rp78.420.300 yang merupakan akumulasi dari sunduk, komitmen dan lelang. Dana itu kemudian akan disalurkan untuk program Winter Aid dan bantuan energy melalui ACT.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8135 seconds (0.1#10.140)