Rusia dan China Latihan Perang Bersama Iran Bikin Jengkel Amerika

Selasa, 31 Desember 2019 - 15:41 WIB
Rusia dan China Latihan Perang Bersama Iran Bikin Jengkel Amerika
Para personel Angkatan Laut Iran yang terlibat latihan perang gabungan dengan Angkatan Laut Rusia dan China. Foto/REUTERS/WANA News Agency
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) jengkel lantaran Rusia dan China melakukan latihan perang bersama Iran. Departemen Luar Negeri AS mengecam Rusia dan China atas latihan gabungan itu. Washington mendesak Moskow dan Beijing untuk bergabung dalam kampanye sanksi dan mengisolasi Teheran.

"Sekarang bukan saatnya bagi pemerintah untuk melakukan latihan militer dengan rezim ini. Kami pikir sekarang adalah saatnya untuk memberikan sanksi kepada kepemimpinan Iran atas pelanggaran hak asasi manusia yang telah dilakukan terhadap rakyatnya sendiri dan untuk mengisolasi secara diplomatik rezim dengan segala cara," kata departemen itu melalui seorang pejabatnya yang tak disebutkan namanya, seperti dikutip Sputniknews, Selasa (31/12/2019).

Pejabat itu menuduh pihak berwenang Teheran membunuh 1.500 rakyat Iran sendiri selama tindakan keras baru-baru ini terhadap gelombang protes, melukai dan memenjarakan ribuan orang lainnya.

"Mereka (negara-negara yang latihan perang dengan Iran) mengirim pesan yang sangat jelas kepada orang-orang Iran bahwa mereka berpihak pada penindas dan pembunuh mereka," ujar pejabat tersebut.

Pada hari Jumat pekan lalu, Rusia, China dan Iran meluncurkan latihan perang bersama "Naval Security Belt" di Samudra Hindia utara dan Teluk Oman.

Latihan itu digelar guna melatih personel militer masing-masing untuk memerangi terorisme dan pembajakan kapal serta memberikan keamanan regional. Latihan dijadwalkan berlangsung selama empat hari di mana Angkatan Laut ketiga negara akan berbagi pengetahuan dan pengalaman operasi penyelamatan Angkatan Laut.

Latihan tersebut berlangsung setelah serangkaian insiden menghantam Selat Hormuz awal tahun ini, termasuk serangan misterius terhadap kapal-kapal tanker minyak. Washington menuduh pelaku serangkaian serangan adalah Teheran. Iran secara konsisten membantah tuduhan itu.

Pentagon sebelumnya mengatakan bahwa mereka akan memantau latihan perang gabungan tiga Angkatan Laut tersebut.

Sementara itu, komandan Angkatan Laut Iran, Laksamana Muda Hossein Khanzadi, mendesak negara-negara lain untuk bergabung dengan latihan perang gabungan trilateral Teheran-Moskow-Beijing yang akan diadakan setiap tahun.

"Kami berusaha untuk mencapai keamanan kolektif, dan untuk tujuan itu, kami mengundang negara-negara kawasan untuk bergabung dengan (latihan perang) kami," katanya.

"Tidak ada ancaman yang dihadapi wilayah Teluk Persia kecuali kehadiran pasukan asing seperti AS, yang membahayakan keamanan kawasan ini," ujarnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.7767 seconds (0.1#10.140)