Pilkada Serentak Dinilai Mampu Kurangi Botoh Politik

Minggu, 29 Desember 2019 - 22:09 WIB
Pilkada Serentak Dinilai Mampu Kurangi Botoh Politik
Anggota Komisi VI DPR Ahmad Baidowi saat diskusi bedah buku Pilkada Serentak Catatan dari Senayan di Yogyakarta, Minggu (29/12/2019). FOTO :SINDOnews/Suharjono
A A A
SLEMAN - Upaya pemerintah menggelar pilkada secara serentak ditengarai mampu memberikan dampak positif bagi demokrasi. Di antaranya mampu mengurangi permainan petualang politik atau botoh politik di Pilkada.

Anggota Komisi VI DPR Ahmad Baidowi mengatakan, dalam pengamatan yang dilakukannya selama proses pemilukada saat dirinya masuk di Komisi II, dinamika politik dinilaonya berjalan lebih baik. Diantaranya adalah hiruk pikuk pilkada yang sedikit berkurang.

"Termasuk didalamnya berkurangnya petualang atau botoh politik yang sebelumnya berpengaruh besar," terang mantan wartawan Koran SINDO ini saat diskusi bedah buku Pilkada Serentak Catatan dari Senayan di Yogyakarta, Minggu (29/12/2019).

Dikuinya sebelum pilkada serentak digelar, Pilkada dilakukan berbeda-beda tiap daerah. Dengan demikian baik broker politikbl, botoh politik terus bermain karena bisa berpindah tempat di daerah berdekatan. "Jadi hiruk pikuk dan kerentanan Pilkada memang terjadi," ulas Wakil Sekjen PPP ini.

Lebih jauh dalam buku tersebut, dia menggambarkan Pilkada sebelum digelar serentak hingga pilkada serentak. Menurutnya hiruk Pilkada dan juga pemilu memang membutuhkan anggaran besar. Kendati demikian hal itu harus dilalui karena memang anggaran politik di pilkada sangat besar.

Beberapa kalangan juga menyebut sebagai imbas banyaknya politik uang yang dilakukan para kandidat. "Anggaran besar juga menjadi catatan karena banyak kepala daerah tersangkut korupsi," ulasnya.

Namun demikian, Baidowi melanjutkan, bahwa besarnya anggaran Pilkada tidak serta merta karena politik uang. Secara hitungan rasional, pengeluaran kontestan pilkada sangat besar. Dia menyontohkan anggaran sosialisasi serta saksi.

"Anggaran ini cukup besar karena berkaitan dengan kerja kerja tim sukses," beber mantan anggota akomisi II DPR ini.

Dalam buku dengan tebal 148 tersebut, Baidowi juga menyinggung bagaimana Pilkada di DKI Jakarta yang seksi serta bagaimana logistik Pilkada.
Begitu juga dengan sengketa Pilkada yang disajikan dan diulas dengan baik.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2804 seconds (0.1#10.140)