Berwisata ke Tempat Ibadah, Cara Menanamkan Toleransi kepada Anak

Selasa, 05 Februari 2019 - 18:30 WIB
Berwisata ke Tempat Ibadah, Cara Menanamkan Toleransi kepada Anak
Beragam atraksi barongsai memeriahkan perayaan Imlek 2570 di Kelenteng Sam Poo Kong, Semarang, Selasa (5/2/2019). FOTO/IST
A A A
SEMARANG - Menanamkan nilai toleransi kepada anak tidak harus dengan cara mendikte. Namun juga bisa dilakukan dengan cara mengisi liburan lewat berwisata ke tempat-tempat peribadatan.

Seperti yang diterapkan pasangan suami istri, Didik Tri Wibowo (37) dan Amanda Adis Aditya (33). Memanfaatkan momentum libur perayaan Tahun Baru Tiongkok 2570 atau Imlek, Selasa (5/2/2019), pasutri asal Bukit Wahid, Kelurahan Manyaran, Kecamatan Semarang Barat ini mengajak buah hatinya berwisata ke Klenteng Agung Sam Poo Kong.

Amanda mengaku sudah tiga kali menyambangi klenteng dengan bangunan terbesar di Kota Semarang ini. Pertama, yakni saat masih mengandung tujuh bulan sang putri semata wayang, Shella (6). Kemudian saat Shella berusia tiga tahun dan pada hari ini.

"Waktu hamil ke sini. Sekarang sudah gede diajak ke sini lagi mumpung sedang liburan. Karena setiap kali lewat sini selalu tanya itu patung apa sih Ma," ucapnya seraya menunjuk patung raksasa Laksamana Cheng Ho.

Sembari menyaksikan pertunjukan barongsai, perempuan bekerja sebagai ASN Pemprov Jateng ini mengajarkan kepada anaknya tentang indahnya perbedaan dan arti kerukunan antar umat beragama. Apalagi di Kota Semarang terkenal sebagai wilayah multietnis yang dibuktikan dengan keberadaan Kampung Pecinan hingga Kampung Arab.

"Tadi juga tanya, loh kok banyak orang China-nya. Maka saya jelaskan bahwa di sini itu bukan hanya orang Jawa, tetapi ada orang Arab hingga China. Toh Laksamana Cheng Ho ini juga dikenal sebagai penyebar agama Islam. Jadi ya kita harus saling menjaga kerukunan, termasuk mengajarkannya ke anak-anak kita," urai perempuan berhijab ini.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin menyampaikan, kedatangannya mendampingi Gubernur Ganjar Pranowo di Klenteng Agung Sam Poo Kong merupakan pengalaman pertama kalinya.

"Kita ingin menunjukkan bahwa di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah ini benar-benar Bhinneka Tunggal Ika-nya muncul. Apalagi Pak Ganjar tadi menyarankan kalau bisa dibangun masjid. Sehingga ada kebersamaan, keberagaman, guyub, rukun, ini harus terus dirawat," ujar Gus Yasin. (Baca Juga: Wujudkan Pluralisme, Klenteng Sam Poo Kong Diminta Bangun Masjid)
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.3802 seconds (0.1#10.140)