Petugas Pakai Alat Kuno Padamkan Kebakaran Hotel Tentrem Semarang

Sabtu, 28 Desember 2019 - 15:55 WIB
Petugas Pakai Alat Kuno Padamkan Kebakaran Hotel Tentrem Semarang
Petugas harus berjibaju melawan api di ketinggian gedung proyek Hotel Tentrem karena tangga mobil yang dibawa tak mampu menjangkau titik api. FOTO/iNews/TAUFIK BUDI
A A A
SEMARANG - Proses pemadaman api yang melumat gedung proyek Hotel Tentrem Semarang berjalan tak mudah. Petugas harus berjibaju melawan api di ketinggian gedung, karena tangga mobil yang dibawa tak mampu menjangkau titik api.

"Kita turunkan sekitar 8 unit mobil pemadam kebakaran, satu mobil tangga. Tapi satu mobil tangga saya nggak bisa digunakan karena gedungnya lebih tinggi," kata Kepala Bidang Operasional dan Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang, Tri Joto, Sabtu (28/12/2019).

"Tangga saya hanya bisa menjangkau titik lantai yang maksimal 3 lantai. Itu tangga tahun 1990-an jadi tidak bisa menjangkau. Kudune tuku sing anyar maneh (harusnya beli yang baru)," tuturnya.

Menurut Tri Joto, keterbatasan peralatan tak hanya menghambat petugas memadamkan api tetapi juga membahayakan nyawa mereka. Terlebih untuk menjangkau titik api yang berada di gedung-gedung tinggi.

"Jujur saja kita kesulitan untuk memadamkan apinya. Hotel-hotel tinggi (jkka terjadi kebakaran). Kami hanya mengandalkan tenaga kami masuk ke dalam menggunakan sistem proteksi yang ada. Apakah itu hidrant, apakah itu APAR yang ada di situ (lokasi kebakaran)," tutur dia.

"Ya tentunya itu sangat berisiko kami harus membawa apparatus kira-kira 20 kilogram naik ke lantai lima lebih, mungkin lantai 8. Apparatus itu seperti scuba oksigen, kalau nggak bawa itu kita bisa klepek-klepek (tidak bisa bernapas) asapnya itu banyak sekali," ungkapnya.

Petugas pun harus menapaki tangga secara manual untuk mencapai titik api. Tak hanya kepiawaian menjinakkan api, mereka juga harus memiliki kesiapan fisik yang prima.

"Jadi kita menggunakan tangga darurat. Artinya kesiapan fisik dari pemadam yang diandalkan di situ dengan alat peralatan sistem proteksi yang ada di hotel itu. Kalau memang ada tangga eksternal yang bisa membantu paling enggak untuk pendinginan," katanya.

"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Cuma kesulitan kami ya itu alat kami masih terbatas, masih low, masih rendah. Padahal kita lihat Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah, Semarang ini merupakan barometer dari kota dan kabupaten. Jadi kalau tidak bisa padam, maka kita malu," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8209 seconds (0.1#10.140)