Mabes Polri Ajak Pesantren Perangi Hoaks dan Ujaran Kebencian

Selasa, 05 Februari 2019 - 08:07 WIB
Mabes Polri Ajak Pesantren Perangi Hoaks dan Ujaran Kebencian
Puluhan santri mengikuti kegiatan kunjungan Baintelkam Mabes Polri di Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Gunung Jati Ba’alawy, Jalan Makam Habib Abdullah Al Faqih, Kp Malon Rt 01 Rw 06, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, Senin (4/2/2019). FOTO/SINDOnews/Ahm
A A A
SEMARANG - Mabes Polri terus berupaya menggelorakan semangat penolakan terhadap hoaks dan ujaran kebencian dalam Pemilu 2019. Salah satunya dengan menggelar sosialisasi antihoaks dan ujaran kebencian di pesantren-pesantren Kota Semarang, Jawa Tengah.

Di Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Gunung Jati Ba`alawy, Gunungpati (SGJB), Semarang, anggota Badan Intelijen dan Keamanan Mabes Polri memberikan materi pembekalan tentang pengetahuan seputar hoaks dan ujaran kebencian.

Selain itu, di ponpes yang beralamatkan di Jalan Makam Habib Abdullah Al Faqih, Kp Malon Rt 01 Rw 06, Gunungpati ini juga dilakukan pembacaan deklarasi puluhan santri tentang dukungan terhadap kelancaran pemilu serta penolakan terhadap hoaks dan ujaran kebencian saat pemilu.

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba`alawy, KH Muhammad Masroni, pendidikan di dalam pesantren telah mengajarkan ilmu untuk mengatasi keberadaan hoaks.

"Di pesantren, santri juga diajarkan ilmu kalam, saat menerima kabar tidak diterima langsung," ungkap Masroni, Senin (4/2/2019). Pihaknya selalu menekankan kepada santri agar kabar yang diterima harus dicek terlebih dahulu, dianalisa hingga akhirnya sampai pada kesimpulan.

Dia juga meminta para santri paham dengan apa yang diperbuat dan diucapkannya. Ponpes Sunan Gunung Jati sendiri tidak mentabukan santrinya untuk menggunakan media sosial.

“Penggunaan telepon seluler di dalam pesantren ini telah diatur sesuai dengan tingkat usai dan pendidikannya. Santri yang sudah berkuliah bisa memanfaatkan telepon seluler untuk kebutuhannya sehari-hari,” jelasnya.

Oleh karena itu, dia juga menekankan kepada para santri dalam menggunakan media sosial untuk selalu tidak lepas dari kehendak dan intisari pemahaman ilmu agama.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.4282 seconds (0.1#10.140)