Ucapan Wali Kota Semarang soal Jalan Tol Jokowi Dinilai Berlebihan

Senin, 04 Februari 2019 - 16:08 WIB
Ucapan Wali Kota Semarang soal Jalan Tol Jokowi Dinilai Berlebihan
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie menyebut perkataan Wali Kota Semarang tersebut berlebihan dalam diskusi di ICMI Center, Jakarta, Senin (4/2/2019). Foto/SINDOnews/Raka Dwi N
A A A
JAKARTA - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi melontarkan pernyataan kontroversi saat menghadiri silaturahmi capres nomor urut 01, Joko Widodo dengan paguyuban pengusaha Jawa Tengah di Semarang Town Square, Semarang, Sabtu (2/2/2019). Hendi, sapaan akrabnya, meminta masyarakat untuk lewat jalan tol jika tidak mendukung pasangan Jokowi-Maruf Amin di Pemilihan Presiden ( Pilpres ) 2019.

Menanggapi itu, Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie menyebut perkataan Wali Kota Semarang tersebut berlebihan.

"Itu berlebihan, kalau seorang wali kota begitu mulutnya, yaa tim relawan di bawah lebih kasar lagi," ujar Jimly dalam diskusi di ICMI center, Jakarta, Senin (4/2/2019).

Jimly menjelaskan, seharusnya pemimpin yang baik berfungsi menjadi komunikator. Sebab pemimpin harus berkomunikasi secara efektif yang dimana ada fungsi pendidikan didalamnya.

"Jadi pemimpin yang baik adalah guru yang ditiru dan digugu itu pemimpin yang baik, guru yang baik adalah pemimpin bagi murid-muridnya," jelasnya.

Jimly juga menegaskan bagi wali kota siapapun itu tidak berbicara sembarangan karena itu tidak baik dan mendidik. Dirinya pun berharap, omongan tersebut tidak dicontoh pemimpin lainnya

"Masa orang yang tidak memilih Jokowi jangan naik tol, kan tol kan bayar terserah orang dong itu berlebihan. Nah yang begitu-begitu mudah-mudahan tidak diulangi dan tidak dicontoh," katanya.

Namun, menurut Jimly, bisa saja omongan Wali Kota Semarang di framing agar bisa digoreng, karena kebetulan memasuki tahun politik yakni pemilihan umum 2019.

"Tapi intinya apapun yang terjadi kita harus belajar dari kesalahan-kesalahan komunikasi politik. Komunikasi politik seorang pejabat seorang pemimpin itu komunikasi yang sifatnya pendidikan bagi publik," tutupnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.5391 seconds (0.1#10.140)