Menikmati Festival Lampion di Pasar Gede Solo dari Atas Perahu

Senin, 04 Februari 2019 - 13:50 WIB
Menikmati Festival Lampion di Pasar Gede Solo dari Atas Perahu
Suasana naik perahu di aliran Kali Pepe sembari menikmati semarak Festival Lampion di kawasan Pasar Gede Solo. FOTO/SINDOnews/ARY WAHYU WIBOWO
A A A
SOLO - Mengunjungi Festival Lampion di area Pasar Gede, Solo rasanya kurang lengkap jika tidak menaiki perahu wisata di sungai yang melintasi kawasan itu. Semarak lampion yang terpasang di sepanjang aliran Kali Pepe memberikan keindahan yang enak untuk dinikmati.

Koordinator Perahu Wisata Grebeg Sudiro, Yohana Fransiska Lili (35) mengatakan, perahu wisata mulai dibuka 28 Januari lalu, seiring dimulainya Festival Lampion dalam rangkaian perayaan Imlek, serta Grebeg Sudiro di Kota Solo. Tahun ini, wisata kapal dibuka hingga animo masyarakat berkurang.

"Kalau tahun sebelumnya hanya sampai 10 hari. Namun karena minat masyarakat tinggi maka dibuka lebih panjang," kata Yohana Fransiska Lili di Solo, Senin (4/2/2019). (Baca Juga: 5.000 Lampion Imlek Semarakkan Kawasan Pasar Gede Solo)

Perjalanan kapal wisata bolak balik dari dermaga sekitar 1 kilometer. Terdapat perahu hias dan perahu bebek, masing masing dua unit yang siap melayani wisatawan. Untuk perahu biasa tarifnya Rp10.000 dan perahu bebek Rp20.000. Perahu biasa maksimal dinaiki antara 6-7 orang dan tidak boleh over kapasitas karena menyangkut keselamatan.

"Penumpang juga dilengkapi pelampung dan asuransi. Ada tim SAR juga yang menjaga dan mengawasi," katanya. Jika turun hujan, maka kegiatan dihentikan karena menyangkut keselamatan.

Perahu wisata diakui memiliki daya tarik tersendiri karena di Solo jarang dijumpai. Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati sensasi naik perahu saat malam hari dengan semarak lampion yang terpasang di aliran anak Sungai Bengawan Solo tersebut.

Kegiatan perahu wisata melibatkan sekitar 30 anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Sudiroprajan. Animo masyarakat untuk naik perahu sangat tinggi karena dalam satu malam bisa menembus 100-250 penumpang.

Layanan wisata perahu telah ada sejak 2015. Tahun sebelumnya, pihaknya masih menyewa perahu dari Waduk Cengklik, Boyolali. Sedangkan pendapatan yang diperoleh selama buka sekitar Rp25 juta. Sementara tahun ini mampu membeli sendiri dua unit kapal dari Pacitan yang harganya masing masing Rp10 juta. Ditambah dengan biaya hias dan standar safety, total biaya yang dikeluarkan mencapai Rp30 juta.

Ketua Panitia Bersama Solo Imlek 2570/2019 Sumartono Hadinoto menyebut terdapat 5.000 lampion yang terpasang di kawasan Pasar Gede. “Lampu dinyalakan satu bulan penuh mulai 28 Januari hingga 28 Pebruari mendatang,” kata Sumartono.

Perayaan Imlek juga dimeriahkan Kirab Barongsai dan Liong keliling Kota Solo saat perayaan Cap Go Meh pada 19 Februari mulai pukul 10.00 WIB. Selain itu, juga digelar Solo Imlek Fair di Balai Kota 20-23 Februari nanti.

Dalam Solo Imlek Fair yang berlangsung pukul 10.00-22.00 WIB, terdapat beragam stan kuliner, handicraft, batik fashion show, panggung hiburan, music performance, barongsai, shufa (seni tulis kaligrafi aksara cina), fortune teller, dan street magician.

"Imlek sudah menjadi milik masyarakat Solo, tahun ini mengangkat tema Persatuan Dalam Keragaman," ungkapnya.

Selain masyarakat Thionghoa, kegiatan juga mengajak berbagai elemen masyarakat di Solo agar lebih semarak dan sukses. Terlebih Solo merupakan kota majemuk dan mencerminkan kebhinekaan. Tak kalah penting berdampak ekonomis bagi masyarakat, serta branding wisata di Kota Bengawan.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7381 seconds (0.1#10.140)