Karl Marx Mengagumi Sosok Nabi Muhammad

Senin, 23 Desember 2019 - 07:19 WIB
Karl Marx Mengagumi Sosok Nabi Muhammad
Karl Marx Mengagumi Sosok Nabi Muhammad. (Foto/SINDOnews)
A A A
Tidak banyak orang yang tahu, Karl Marx ternyata seorang pengagum Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam (SAW).

Karl Marx adalah seorang filsuf, ahli politik, sejarawan, dan tokoh pencetus marxisme asal Jerman yang karyanya dipuji dunia sekaligus dikritik. Pemikiran dan karyanya banyak mempengaruhi kaum intelektual, buruh, seniman, dan partai politik di seluruh dunia.

Karl Marx lahir di Jerman (1817-1883) dan meninggal pada usia 65 tahun. Ada yang menyebut lahirnya tahun 1818. Karya populernya adalah Pamflet (1848), Manifesto Komunis (1848), dan tiga volume Das Kapital. Sebagai seorang atheis, Karl Marx berpendapat bahwa agama adalah candu bagi masyarakat (Religion is the opium of the people; Die Religion ist das opium des Volkes).

Dalam Buku "Muhammad di Mata Cendekiawan Barat" karya Syeikh Khalil Yasin (judul asli; Muhammad Inda Ulama II Charb), Karl Marx ternyata memuji sosok Nabi Muhammad SAW. Marx termasuk dalam deretan 168 tokoh dunia nonmuslim yang mengakui sosok Rasulullah SAW.

Syeikh Khalil Yasin menyajikan pendapat 168 tokoh pemikiran dunia tentang Rasulullah SAW yang dihimpunnya dari berbagai sumber buku dan majalah selama 6 tahun lebih. Dari buku berjudul Al-Hayat, disebutkan bahwa Karl Max memuji sosok Nabi Muhammad SAW.

Karl Marx menulis, "Lelaki Arab yang telah menemukan kesalahan agama Nasrani dan agama Yahudi itu, melakukan pekerjaan yang sangat berbahaya di tengah-tengah kaum musyrik penyembah berhala. Mendakwahkan mereka pada agama tauhid dan menanamkan keyakinan tentang keabadian ruh. Bukan hanya berhala untuk dideretkan sebaris dengan tokoh-tokoh besar saja, malah layak bagi kita untuk mengakui kenabiannya. Dan dia adalah Rasul (pesuruh) langit untuk bumi".

Dalam Buku "Rasul Mal" halaman 47-48, Karl Marx juga menulis bahwa "Nabi ini (Muhammad) dengan risalahnya telah membuka zaman baru untk ilmu, cahaya dan pengetahuan. Layak untuk dicatat kata-kata dan perbuatannya dalam pola operasional. Oleh karena pelajaran yang dilakukannya itu adalah wahyu Allah yang diturunkan dan merupakan risalahnya juga. Maka menjadi tugas kewajibannya untuk membersihkan kotoran-kotoran yang telah menimbuni risalah-risalah yang lalu akibat adanya perubahan, penggantian dan akibat ulah orang-orang bodoh yang mendangkalkan ajarannya tanpa dukungan orang yang berakal".

Selain Karl Marx, tokoh filsuf lain yang mengakui kehebatan Nabi Muhammad SAW adalah Sir Herbert Spencer (1820-1903). Filsuf kelahiran Cardiff, Inggris dalam bukunya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, Ushulul Itjima menulis: "Hendaklah kalian menjadikan Muhammad sebagai perlambang politik agama yang tepat, dan seseorang yang paling jujur dalam menerapkan sistemnya yang kudus di tengah-tengah umat manusia seluruhnya. Muhammad merupakan suatu sosok amanat yang dijelmakan dalam kejujuran yang murni, siang dan malam selalu tekun menghidupi umatnya."

Bahkan Michael Hart, ahli sejarah dari Amerika Serikat yang pernah bekerja di NASA menempatkan Nabi Muhammad sebagai manusia paling berpengaruh sepanjang sejarah. Dalam bukunya "The 100, a Ranking of the Most Influential Persons in History," Micahel Hart menempatkan Nabi Muhammad SAW pada urutan pertama.

Dalam susunan ranking 100 tokoh itu, terdapat nama-nama populer seperti: Isaac Newton (2), Jesus Christus (3). Di bawahnya ada Buddha (Gautama), Confucius, Christopher Columbus (penemu benua Amerika), Albert Einstein, Karl Marx, Aristotle, Lenin, Nabi Musa (16), Charles Darwin, Mao Tse-tung, Genghis Khan, George Washington, Napoleon Bonaparte, Adolf Hitler, William Shakespeare, Thomas Edison, dan sebagainya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4567 seconds (0.1#10.140)