Peringatan Hari Ibu Diguyur Hujan, Rombongan Istri Wapres Diungsikan

Minggu, 22 Desember 2019 - 21:45 WIB
Peringatan Hari Ibu Diguyur Hujan, Rombongan Istri Wapres Diungsikan
Denok Kota Semarang menggunakan plastik seadanya untuk menutupi kepala mereka agar tak basah saat peringatan Hari Ibu di Kota Lama, Semarang, Minggu (22/12/2019). FOTO/iNews/TAUFIK BUDI.
A A A
SEMARANG - Ratusan tamu undangan bubar di tengah acara puncak peringatan Hari Ibu ke-91 tingkat nasional yang digelar di kawasan Kota Lama, Semarang, Minggu (22/12/2019). Hujan deras tiba-tiba mengguyur, padahal acara dilaksanakan di tempat terbuka tanpa menggunakan tenda.

Kegiatan ini dihadiri oleh istri Wakil Presiden KH Maruf Amin, Wury Estu Handayani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Menteri Kesehatan (Menkes) Terrawan Agus Putranto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beserta istri, dan sejumlah tamu undangan lainnya.

Acara yang dimulai pukul 16.00 WIB itu mengambil lokasi di tengah jalan dengan pemandangan gedung-gedung kuno di sekitarnya. Tamu undangan disuguhi pagelaran tari tradisional oleh beberapa perempuan cantik di atas panggung.

Cuaca yang semula terang benderang, mendadak berubah gelap. Awan hitam pekat terlihat menutup langit. Tiba giliran Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan kata sambutan. Rintik hujan mulai turun. Sejumlah tamu undangan mulai gaduh, dan membuka payung yang kebetulan berada tas merchandise.

"Kalau pakai payung begini tambah menarik lagi, karena nuansanya kalau dari panggung sini merah putih semuanya sampai belakang," kata Ganjar yang disambut tepuk tangan beberapa tamu undangan, Minggu (22/12/2019).

Melihat kondisi cuaca yang semakin gelap, Ganjar tak berlama-lama di atas panggung. Disambung berikutnya dengan sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati.

Dengan pakaian kebaya warna putih dan rambut disanggul, Bintang naik ke atas panggung. Sementara tamu udangan sudah semakin gaduh, karena hujan bertambah deras. Sambutan Bintang pun tak lama. Dia segera dijemput oleh petugas sambil membawakan payung agar tak basah kehujanan.

Pembawa acara segera mengambil peran dengan menyatakan kegiatan dipindah ke tempat Ekspose (Ekshibisi Karya Perempuan Se-Indonesia) tak jauh dari lokasi acara. Tamu undangan seketika bubar untuk mencari tempat berteduh. Hujan pun bertambah deras.

Tamu undangan yang didominasi perempuan dengan pakaian kebaya harus menarik sedikit kain bawahan agar bisa berjalan cepat. Karpet merah yang menjadi tempat berjalan pun basah kuyup. Hingga sepatu-sepatu tamu undangan yang melintas tak luput dari rembesan air.

Putri-putri cantik yang menjadi Denok Kota Semarang hanya menggunakan plastik seadanya untuk menutupi kepala mereka agar tak basah. Mereka harus berjalan cepat tapi tetap harus hati-hati agar tak jatuh terpeleset.

Meski hujan deras mengguyur, tapi ada saja tamu undangan yang tak segera menepi. Sambil mengenakan payung, dia asyik mengabadikan orang-orang yang berlarian menggunakan kamera ponsel. Sesekali dia melayani permintaan tamu undangan lain yang ingin berfoto.

"Ini baru sebentar dibuka (acaranya), sambutan Menteri PPPA juga tidak begitu jelas. Apalagi ini kondisi hujan deras, jadi peserta bubar," ujar seorang tamu undangan, Qonaah dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

"Menurut saya ke depan harusnya diperhatikan keadaan cuaca, apalagi dengan mendatangkan RI 4 (istri Wakil Presiden) harus diperhatikan. Harus ada tenda," katanya sambil mberjalan meninggalkan lokasi tanpa mengikuti acara yang berpindah ke dalam gedung.

"Saya kecewa dengan penyelenggaraan ini, karena harusnya ini sudah jauh-jauh hari sudah matang-matang dipersiapkan, apalagi musim hujan seperti ini," katanya.

Ditemui usai acara, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyatakan, hujan tersebut merupakan berkah. Meski tamu undangan sempat bubar, namun acara bisa kembali dilanjutkan dngan berpindah lokasi.

"Hujan ya enggak apa-apa. Hujan itu kan rezeki. Kemarin kita kemarau salat istisqa (memohon hujan). Plan B kan sukses, dari sana langsung ke sini (berpindah)," ujar Ganjar.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7831 seconds (0.1#10.140)