Pemprov Jateng Fasilitasi Kredit Air Minum dan Sanitasi Warga

Rabu, 18 Desember 2019 - 11:19 WIB
Pemprov Jateng Fasilitasi Kredit Air Minum dan Sanitasi Warga
Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen (tengah) saat launching Fasilitas Penjamin Kredit Air Minum dan Sanitasi di Patra Semarang Hotel & Convention, Selasa (17/12/2019). FOTO/SINDOnews/AHMAD ANTONI
A A A
SEMARANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah meluncurkan fasilitas penjamin kredit air minum dan sanitasi. Fasilitas ini diberikan kepada BPR/BKK di seluruh wilayah Jateng yang memiliki produk pembiayaan air dan sanitasi, baik perorangan maupun kelompok.

Fasilitas penjamin kredit ini merupakan hasil kerja sama BUMD, PT Jamkrida Jateng dan water.org untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan sanitasi yang layak dan sehat bagi keluarga berpenghasilan rendah.

Komisaris PT Jamkrida Jateng Sujarwanto Dwiatmoko mengutarakan, berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Tengah 2017, persentase penduduk terhadap akses air minum layak baru sebesar 79,16% dan sanitasi layak (jamban sehat) 85,3%, dari total penduduk Provinsi Jateng sebanyak 34 juta jiwa.

"Tantangan kami memenuhi akses air bersih dan kredit jamban. Terima kasih kepada BPR BKK yang sudah menjalankan peranan ini sehingga membantu terselesaikannya akses masyarakat terhadap jamban dan air bersih. Seperti di Grobogan dan Pekalongan," kata Sujarwanto saat Launching Fasilitas Penjamin Kredit Air Minum dan Sanitasi di Patra Semarang Hotel & Convention, Selasa (17/12/2019).

Menurutnya, berdasarkan Analysis Economy Impact of Sanitation in Indonesia, Economy Sanitation of Inotiative World Bank 2008, persoalan air bersih dan sanitasi dapat berpotensi menimbulkan kerugian mencapai USD6,3 miliar atau sekitar Rp6 triliun per tahun. Kerugian itu mencakup masalah kesehatan dan turunnya daya saing SDM.

Sementara, Direktur Operasional water.org, Don Johnston menambahkan, pihaknya punya visi untuk mendukung pencapaian akses air bersih dan sanitasi ke seluruh masyarakat. "Tetapi sebagai lembaga kecil kita selalu mencari mitra yang strategis dalam hal ini sudah ada program yang berhasil dan bermanfaat yakni program pamsimas," kata Johnston.

Dia melihat program pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) sudah berjalan di desa-desa tapi seringkali tidak punya visi sebagai pengelola sebagai usaha mikro. "Kami harap dengan visi sebagai usaha mikro punya kemampuan untuk ekspansi dengan upaya sendiri bisa mengakses pembiayaan mikro. Mereka bisa lebih cepat melayani seluruh warga desa," ujarnya.

Berdasarkan studi WHO 2012, dengan menginvestasikan sebanyak USD1 pada sanitasi akan memberikan umpan balik sebesar USD5,5. Dan investasi USD1 pada air minum akan memberikan manfaat balik sebesar USD2.

"Artinya apa? Kami akan mendorong terjadinya investasi air bersih dan sanitasi di masyarakat. Ini tentu menjadi penting," katanya.

Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengatakan, Pemprov Jateng berupaya mencapai universal access 100-0-100, yang artinya akses air minum terpenuhi sebesar 100%, 0% kawasan kumuh, dan 100% sanitasi lingkungan terpenuhi dengan baik.

"Pemerintah menargetkan tercapainya 100% akses sanitasi layak pada akhir tahun ini. Sanitasi merupakan bagian dari enam target SDGs di 2030 dan masuk dalam 17 tujuan SDGs, yakni menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang," kata Wagub yang akrab disapa Gus Yasin ini.

Menurutnya, jaminan yang diberikan Jamkrida dan water.org, akan sangat membantu masyarakat berpenghasilan rendah untuk dapat mengakses air bersih dan jamban. Pemprov Jateng tentu akan mendorong perluasan kredit tersebut.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.6950 seconds (0.1#10.140)