Rektor Undip Minta Guru Besar Jangan Aneh-Aneh di Media Sosial

Sabtu, 14 Desember 2019 - 17:00 WIB
Rektor Undip Minta Guru Besar Jangan Aneh-Aneh di Media Sosial
Pengukuhan tiga guru besar di Kampus Undip Semarang, Sabtu (14/12/2019). FOTO/iNews/TAUFIK BUDI
A A A
SEMARANG - Seorang guru besar perguruan tinggi diminta semakin bijak dan tak membuat gaduh di media sosial (medsos). Sebab selain matang keilmuan, guru besar juga harus memiliki integritas sebagai pendidik dan manusia.

Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Prof Yos Johan Utama mengatakan, pihaknya mengeluarkan Beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Program itu untuk memfasilitasi lulusan sarjana untuk melanjutkan ke jenjang S2 dan S3.

"Tahun ini kita akan membuat gebrakan program PMDSU, di mana sarja-sarjana yang brilian dari mereka akan dibiayai oleh Undip S2 dan S3, sehingga dalam 4 tahun sudah mendapatkan doktor di Undip," kata Prof Yos Johan saat pengukuhan tiga guru besar di Kampus Undip Semarang, Sabtu (14/12/2019)

"Kami punya target setiap tahun ada 50 orang, insyaAllah pada akhir jabatan saya terdapat 250 doktor," katanya optimistis.

Bukan hanya untuk mendapatkan gelar doktor, tapi mereka juga akan dibiayai untuk penelitian hingga pengabdian masyarakat. Bahkan, ketika akan mendapatkan gelar guru besar juga diberikan pembekalan tentang attitude atau sopan santun.

"Kita dukung dengan (pembekalan) mengenai attitude atau tingkah laku atau sopan santun sebagai guru besar, dan semoga tidak ada lagi guru besar yang aneh-aneh termasuk aneh-aneh di medsos," katanya.

Sekadar diketahui, beberapa waktu lalu terdapat Guru Besar Undip Prof Suteki yang mengunggah postingan kontroversial di medsos. Bahkan, postingan itu dianggap sebagai cerminan dari anggota organisasi terlarang, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan anti terhadap Pancasila. Akibatnya, semua jabatan akademiknya dicopot melalui SK rektor.

Tiga guru besar yang dikukuhkan pada hari ini adalah Prof Budi Setiyono dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prof Sriyana, dan Prof Jamari dari Fakultas Teknik.

Dalam pidatonya Prof Budi Setiyono memaparkan gagas Desain Negara Kesejahteraan (welfare state) di Indonesia. Kemudian Prof Sriyana tentang Reformasi Kebijakan, Strategi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai menuju Keberlanjutan di Indonesia. Adapun Prof Jamari menguraikan tentang Prospek Pengembangan Mekanika Kontak dalam Peningkatatan Keandalan Produk.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1465 seconds (0.1#10.140)