Trial Game Asphalt 2019 di Boyolali, Ngotot di Seri Pamungkas

Jum'at, 13 Desember 2019 - 22:00 WIB
Trial Game Asphalt 2019 di Boyolali, Ngotot di Seri Pamungkas
Para pembalap yang bertarung dalam Trial Game Asphalt International Championship (TGAIC) 2019 saat menjajal lintasan di Sirkuit Boyolali, Jumat (13/12/2019) petang. Foto/SINDOnews/Ary Wahyu Wibowo
A A A
BOYOLALI - Trial Game Asphalt International Championship (TGAIC) 2019 di Sirkuit Boyolali dipastikan berlangsung sengit. Pada seri pamungkas yang berlangsung 13-14 Desember 2019, tiga pebalap kelas dunia asal Prancis bakal bersaing dengan pembalap nasional di kelas FFA 450 International Championship.

Trio Rider itu adalah Germain Vincenot, Sylvain Bidart dan Maxime Lacour. Dua pembalap nasional, Doni Tata Pradita dan Tommy Salim yang selama ini menjadi unggulan pada kelas FFA 450, wajib berjuang ekstra mengingat harus bertarung dengan pembalap yang telah memiliki reputasi internasional.

"Dari pengalaman even-even terdahulu, kebetulan pembalap dari Inggris Lewish Cornish sudah mengikuti beberapa even di luar internasional, di putaran 1 sampai 4 dan pembalap kita belum ada yang menyaingi," kata Jim Sudaryanto, Race Director Trial Game Asphalt International Championship (TGAIC) 2019 di Boyolali, Jumat (13/12/2019).

Pembalap nasional belum ada yang bisa menyaingi dan jaraknya juga cukup jauh. Terlebih saat ini ada pembalap Prancis, seperti Sylvain Bidart yang telah menjadi juara dunia, sehingga persaingan diprediksi bakal menjadi milik pembalap luar negeri saja. "Kalau yang nasional belum bisa mengimbangi," katanya.

Sylvain Bidart diperkirakan akan menempati peringkat pertama, dan kedua Lewish Cornish. Kedua pembalap diperkirakan bakal bertarung ketat karena memiliki waktu yang berimbang. Germain Vincenot sudah dua kali menjadi juara nasional di negaranya, Prancis. Lalu sukses menempati peringkat ketiga dan enam kejuaraan dunia supermoto, juara nasional Prancis kelas 450cc pada 2018 dan 2019.
Sedang Maxime Lacour tak pernah terlempar dari posisi lima besar kejuaraan Supermotard di Prancis. Sementara, Sylvain Bidart yang kini berumur 34 tahun adalah penyandang gelar juara tujuh kali di negaranya. Dua kali menjadi kampiun di Swiss, satu kali menyabet gelar juara supermoto di Spanyol dan Amerika. Dan yang paling luar biasa adalah penyandang tujuh kali juara dunia supermoto.

Dari ketiga pebalap, Germain Vincenot menjadi satu-satunya yang pernah mencicipi ketatnya persaingan di Trial Game Asphalt di Sirkuit Stadion Kanjuruhan, Malang pada 2018 lalu. Seri final TGAIC 2019 di Sirkuit Boyolali diberi titel internasional, tujuannya adalah agar kualitas even menjadi lebih meningkat. Sekitar 10 pembalap luar negeri dipanggil. Kemudian yang bersedia hadir tiga dari Perancis dan satu dari Inggris. Sedangkan pembalap nasional yang siap sekitar 6-8 orang.
"Harapannya dapat memberikan efek terhadap pembalap nasional agar lebih terpacu, dan skill lebih meningkat dengan adanya pembalap asing," katanya.

Kelas FFA 250 juga akan menjadi pusat perhatian. Pada kelas ini terjadi persaingan yang cukup sengit dalam perebutan gelar juara. Sedikitnya ada tiga pebalap yakni Farudila Adam, Tommy Salim serta Doni Tata Pradita yang harus bertarung habis-habisan untuk meraih gelar juara umum. Klasemen sementara, hingga putaran ke empat, Farudila Adam, Rider asal Kota Malang, Jatim, masih kokoh di puncak klasemen dengan 184 poin.

Posisinya ditempel ketat oleh pebalap kelahiran Surabaya, Jatim, Tommy Salim dengan torehan 181 poin. Sedang Doni Tata yang juga masih memiliki peluang, membayangi di peringkat ketiga dengan 169 poin. Seri di Boyolali juga merupakan rangkaian seri Trial Game Asphalt (TGA) 2019 putaran ke-5 atau final round dengan sepuluh kelas yang diperlombakan, khususnya pada 3 kelas utama yakni kelas Trail 175 Non Pro, Kelas Trail 175 Open serta kelas FFA 250. Pada kelas lainnya, Trail 175 Open, Tommy Salim paling berpeluang menduduki tahta tertinggi. Ia sudah menginjakkan satu kakinya pada tangga juara kelas Trail 175 Open.

Dengan total poin 188, pemilik nomor lambung 75 itu tinggal mencuri 20 poin saja dari moto 1 dan moto 2 yang diperlombakan atau minimal merebut 1 kali runner up, itu pun Surya Narayana yang saat ini menempati posisi ke-2 dengan 157 poin harus mampu merebut moto 1 dan 2. Satu kelas lagi Trail 175 Non Pro, Reyhan Lapendoz, asal Semarang, masih belum terusik di pucuk pimpinan klasemen. Pebalap muda berbakat yang juga anak kandung dari pebalap legendaris Efendi Pendoz itu mengumpulkan total 175 poin, hasil dari 4 putaran yang sudah diselesaikan.

Jalan menuju tangga juara umum terus diusik Erick Chandra dengan 156 poin dan Devi Tembong Ariawan dengan 152 poin. Jika Reyhan tampil konsisten sama seperti 3 putaran awal yang menyapu bersih seluruh poin, maka pebalap Asta 18 GP 7 Immanuel MP 1 Ipone itu akan dengan mudah merebut gelar juara umum. Tapi sebaliknya, jika tampil di bawah perform seperti di putaran ke-4 Malang, beberapa waktu lalu, bukan tidak mungkin Erick Chandra atau Devi Tembong akan memaksa Reyhan gigit jari.

Salah satu pembalap nasional, Tommy Salim mengaku di final melakukan persiapan di motor pada kelas Trail 175 Open. Diantaranya setting mesin dengan spesifikasi terbaru, sekaligus mempersiapkan juga untuk tahun depan.

"Sementara untuk Kelas FFA 250, saya persiapannya cuma di suspensi saja. Kalau di mesin masih sama di event seri keempat," ungkap Tommy. Mengenai kesiapannya di kelas FFA 450 melawan pembalap luar negeri, diakui perlu ekstra kerja keras.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7641 seconds (0.1#10.140)