Konsesi Pengelolaan Pelabuhan Rembang Segera Diwujudkan

Rabu, 11 Desember 2019 - 19:00 WIB
Konsesi Pengelolaan Pelabuhan Rembang Segera Diwujudkan
Para pimpinan PT Pelabuhan Rembang Kencana, Soletanche Bachy International, serta Relecom dan Partners seusai menyepakati pengembangan Pelabuhan Kendal dan Pelabuhan Rembang Terminal Sluke, Jawa Tengah. Foto/IST
A A A
JAKARTA - PT Pelabuhan Rembang Kencana (PRK) bersama Soletanche Bachy International (SBI), Relecom dan Partners (RP) telah menandatangani kesepakatan kerja sama operasi (Joint Operation Agreement/JAO) pengembangan Pelabuhan Kendal dan Pelabuhan Rembang Terminal Sluke di Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2019).

Kesepakatan kerja sama operasi dengan korporasi asal Prancis ini sebagai upaya percepatan pembangunan Pelabuhan Kendal dan Pelabuhan Rembang Terminal Sluke sebagai bagian dari pembangunan infrastruktur nasional. Khususnya perekonomian Jawa Tengah yang kini semakin tumbuh pesat.

Dirut PT Pelabuhan Rembang Kencana, Prahara Firdausi mengatakan, PRK selaku badan usaha pelabuhan yang sahamnya dimiliki oleh PT Bangun Arta Kencana dan PT Rembang Bangkit Sejahtera Jaya (RBSJ), yang tak lain adalah BUMD Pemkab Rembang, telah berhasil menggandeng dan meyakinkan mitra strategis yang berminat untuk bekerja sama mengembangkan Pelabuhan Kendal dan Pelabuhan Rembang Terminal Sluke.

Prahara Firdausi menyebut, mitra strategis yang berhasil digandeng oleh korporasi yang dia kelola ini adalah SBI. Perseroan asal Prancis ini sangat berpengalaman di bidang pekerjaan EPC & F (Engineering, Procurement, Construction Financing) sejak 1926. Sedangkan dalam pembangunan pelabuhan, portofolionya sudah merambah hingga ke-60 negara melalui 80 anak perusahaan dan cabang.

"Sedangkan Relecom & Partners (RP) merupakan entitas bisnis asal Negeri Emmanuel Macron ini, berpengalaman sebagai konsultan transaksi bisnis sejak 2007," kata Firdausi.

Pada kesempatan yang sama, Komisaris Utama (Komut) Bangun Arta Hutama sebagai pemilik BUP Pelabuhan Rembang Kencana, Mindo H Sitorus menjelaskan, SBI telah menyampaikan Letter of Interest (LoI) untuk berpartisipasi dalam pembangunan Pelabuhan Kendal dan Rembang, serta menyatakan kesiapan dukungan dana pembangunan sebesar 100 juta euro atau sekitar Rp1,55 triliun.

"Dengan ditandatangani kesepakatan ini membuktikan bahwa kita mampu mencari investor untuk membantu pemerintah. Mereka bisa mempercepat pembangunan pelabuhan yang berdampak multiplier effect dahsyat dan positif bagi masyarakat," tutur Mindo.

Mindo yang juga Korwil Asosiasi Badan Usaha Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) Jateng ini menyebut Soletanche Bachy International merupakan perusahaan di Grup Vinci nomor 2 sebagai kontraktor terbesar di dunia.

Lebih lanjut Mindo menuturkan, keberhasilan Bangun Arta Hutama meyakinkan investor untuk datang berinvestasi ke Jawa Tengah bukan hanya kebanggaan, tapi juga achievment sebuah keberhasilan. Sebab, kehadiran investor seperti SBI diyakini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Jateng.

"Soletanche Bachy International spesialisasinya membangun pelabuhan, jalan tol dan infrastruktur lainnya. Salah satunya adalah jalan tol Mandalika, bukti nyatanya," ungkapnya.

Mindo memastikan SBI bakal mempercepat pembangunan infrastruktur pelabuhan di Indonesia. SBI pun akan menjadi mitra strategis PT Pelabuhan Rembang Kencana dalam hal dukungan langsung di bidang engineering, procurement, dan construction (EPC) serta telah menyiapkan pendanaan senilai 100 juta euro untuk kedua pelabuhan ini.

"Percepatan pembangunan Pelabuhan Kendal dan Rembang sudah menjadi keharusan mengingat semakin banyaknya industri di Jawa Tengah yang membutuhkan pelabuhan pendukung sebagai pintu penghubung aliran barang antarpulau maupun antarnegara," katanya.

Sebagai pendukung Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, lanjut Mindo, Pelabuhan Kendal dan Rembang memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung kelancaran pergerakan barang khususnya barang curah padat maupun cair. Sebab Pelabuhan Tanjung Mas diperkirakan hampir mencapai beban maksimalnya.

Dengan beroperasinya Pelabuhan Kendal, kawasan industri yang berada di sekitar pelabuhan akan semakin terpacu untuk meningkatkan kapasitasnya. Sedangkan operasionalisasi Pelabuhan Rembang akan mendorong tumbuhnya kawasan industri baru di sepanjang pantai utara Provinsi Jawa Tengah sebelah timur.

"Dengan adanya pembangunan pelabuhan di Kabupaten Rembang, berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi. Dulu tingkat pertumbuhan ekonomi Rembang hanya 5,3%, tapi sejak investor masuk, pertumbuhan ekonomi naik menjadi 6,2% sampai 6,3%," klaimnya.

Sebagai pengusaha, pihaknya sangat senang mendapatkan kepercayaan dari investor asing. Namun tetap membutuhkan dukungan pemerintah untuk bersama-sama, bergandengan tangan membangun daerah dan bangsa ini melalui percepatan pembangunan infrastruktur.

Sementara itu, CEO Soletanche Bachy International, Jean-luc, merasa senang bisa berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. "Indonesia adalah negara kepulauan, sehingga pelabuhan memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakkan perekonomian negara," ucapnya.

Jean-luc menegaskan, perusahaannya memiliki pengalaman membangun pelabuhan di seluruh dunia. "Kami memiliki pengalaman dalam pembangunan banyak pelabuhan di seluruh dunia, dan kami ingin menambah portofolio tersebut dengan membangun pelabuhan di Indonesia," tandasnya.

Firdausi juga mengaku senang bisa bermitra dengan korporasi sekelas Soletanche Bachy International. "Selama ini grup usaha kami sudah banyak membangun dan mengoperasikan pelabuhan milik orang lain. Dan kini saatnya kami memiliki dan mengoperasikan pelabuhan milik kami sendiri. Kami sangat siap mendapatkan kesempatan ini dari stake holder, termasuk dari pemerintah. Tentu kami semua berharap kerja sama ini akan memberikan manfaat yang optimal bagi para pemangku kepentingan," papar Firdausi.

Sekretaris Jenderal ABUPI, Liana Trisnawati, menyadari, penyediaan infrastruktur pelabuhan bukanlah tugas pemerintah semata. Keterlibatan swasta dalam membangun dan mengembangkan infrastruktur pelabuhan dalam rangka memperkuat serta meningkatkan perekonomian nasional mempunyai peran yang sangat penting.

Oleh karenanya, sesuai dengan tujuan, visi dan misi ABUPI, asosiasi menyambut baik dan mendukung upaya dari PT Pelabuhan Rembang Kencana untuk mengembangkan, serta meningkatan daya guna usahanya melalui kerja sama dengan investor internasional.

"Hal tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam rangka melaksanakan percepatan pembangunan infrakstruktur, khusunya percepatan pembangunan pelabuhan Kendal dan Pelabuhan Rembang Terminal Sluke. Kami berharap pihak swasta dibukakan kesempatan agar dapat masuk untuk berinvestasi maupun mengelola atau mengoperasikan pelabuhan pelabuhan," harapnya.

Sedangkan Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Semarang, Ahmad Wahid menyambut positif kesepakatan ini. Kerja sama ini tentunya harus mengacu dan sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat.

"Jawa Tengah sebagai kawasan strategis dalam investasi infrastruktur pelabuhan juga harus sesuai kebijakan pemerintah pusat. Saya meminta kesepakatan ini tidak berhenti di meja perundingan tapi harus direalisasikan secara nyata. Kehadiran saya mewakili Kemenhub memonitor dan mereka juga harus melaporkan hasilnya tindak lanjut secara komprehensif," kata Ahmad Wahid.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7914 seconds (0.1#10.140)